Aku terdiam. Tak ada sepatah kata yang mampu terucap oleh bibirku. Fragmen-fragmen muncul di pikiranku, saat kau dan Riri terakhir kali berbincang di kantin kampus.Â
"Maafkan aku, Ri."Â
Aku bergumam pelan. Ada penyesalan, mengapa ia begitu cepat pergi. Mengapa aku tak menjawab pertanyaanya di kantin kampus itu. Kini semuanya sudah terlambat. Maafkan aku, Ri.Â
Jam satu siang jenazah Riri dikebumikan di pemakaman keluarga. Tangis keluarga langsung pecah saat tanah merah mulai menutupi liang lahat.Â
Aku tak kuasa menahan haru, lalu mundur beberapa langkah ke belakang. Sambil menahan pedih, aku lantunkan doaku.Â
Tuhan, bila masih ku diberi kesempatan. Izinkan aku untuk mencintanya. Namun bila waktuku telah habis dengannya, biar cinta hidup s'kali ini saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H