Di lantai 1 rumah itu, Ferdy menyuruh Ricky memanggil Yosua menghadap. Yosua menghadap Ferdy. Yosua disuruh jongkok. Yosua bingung ada apa sebenarnya. Ferdy berteriak kepadanya, kenapa kurang ajar kepada Putri. Yosua bertanya, kurang ajar apa. Pertanyaan Yosua itu dianggap menantangnya. Ferdy tambah murka, lalu berteriak kepada Richard untuk menembak Yosua. Yang menurut versi terbaru Ferdy, bukan memerintahkan menembak, tetapi menghajar, tapi Richard yang justru menembak.
Andai saja pun benar, kalimat yang diucapkan Ferdy saat itu adalah "Hajar, Chard!" Di saat keadaan pistol di tangan dalam keadaan siap ditembakkan, maka pasti begitu mendengar perintah "Hajar, Chard!" otomatis dimaknai oleh Richard adalah menembak. Siapa pun yang berada pada posisi Richard pasti akan memaknai perintah "hajar" itu sama dengan "tembak!"
Richard bersaksi, ketika ia menembak Yosua, Yosua jatuh terkapar di lantai, tapi masih bergerak, merintih kesakitan. Lalu, Ferdy menembak lagi Yosua di bagian belakang kepalanya. Ferdy menyangkal kesaksian Richard itu. Ia bilang, ia tidak menembak Yosua, ia hanya menembak tujuh kali ke tembok menggunakan pistol HS Yosua untuk mendukung skenario tembak-menembak Richard dengan Yosua.
Faktanya, Puslabfor Polri menemukan ada tiga jenis peluru berbeda yang melukai tubuh dan kepala Yosua. Peluru yang melukai tubuh Yosua berbeda dengan yang melukai kepalanya. Hal ini memberi petunjuk kuat bahwa ada tiga jenis senjata api (pistol) yang digunakan menembak Yosua. Hal ini memberi petunjuk kuat bahwa penembak Yosua bukan hanya satu orang. Bukan hanya Richard yang sudah mengakuinya.Â
Salah satu jenis peluru yang ditemukan Puslabfor Polri adalah peluru berkode LZ Luger 9mm. Pistol yang digunakan untuk menembak peluru jenis ini adalah pistol legendaris Luger yang harganya mencapai lebih dari Rp 1 miliar.
Dua hari kemudian, 10 Juli 2022, di ruang kerja Ferdy Sambo di rumahnya di Jalan Saguling, Â hadir Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi, Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'aruf. Ferdy memberi amplop putih berisi uang asing kepada Richard setara Rp. 1 miliar, kepada Ricky dan Kuat masing-masing setara Rp. 500 juta. Tetapi amplop-amplop itu ditarik kembali dengan janji akan diserahkan pada bulan Agustus 2022, bila kondisi sudah benar-benar aman. Kepada Richard diberikan sebuah ponsel iPhone 13 Pro Max sebagai pengganti ponsel Richard yang telah dirusak dan dihilangkan. Sampai sekarang, tiga ponsel milik Yosua juga tidak pernah ditemukan.
Pertemuan lima terdakwa di ruang kerja di rumah Saguling Ferdy Sambo, pada 10 Juli 2022 itu merupakan kesaksian dari Richard, Ricky, dan Kuat. Hanya Kuat yang mengatakan bahwa memang ada pemberian amplop oleh majikannya itu, namun dia tidak tahu isinya apa.
Menurut dakwaan JPU, pemberian amplop-amplop berisi uang itu sebagai tanda terima kasih Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi karena Richard, Ricky dan Kuat telah membantu mereka membunuh Yosua.
Penyerahan pistol dan amunisinya, dan amplop-amplop itu akan menjadi salah satu faktor pendukung yang bisa meyakinkan Majelis Hakim tentang peran Ferdy Sambo dan Putri Candwathi sebagai perancang pembunuhan dan pembunuh Yosua. Â
Majelis Hakim juga pasti akan menggunakan logikanya untuk percaya versi yang mana, "hajar, Chard!", atau "tembak, Chard!" Meskipun sesungguh tidak terlalu penting. Â Karena perintah "hajar" maupun "tembak" kepada orang yang sedang memegang senjata api siap menembak, pasti langsung diartikan sebagai perintah menembak.
Dalam jumpa persnya pada 12 Oktober 2022 itu juga, setelah membela Ferdy Sambo, Febri membuat pernyataan yang menyudutkan Richard Eliezer. Seolah-olah Richard menyalahgunakan statusnya sebagai justice collaborator (JC) hanya demi menyelamatkan dirinya sendiri dengan cara berbohong.