Kisah Ferdy Sambo bukan memerintahkan "Tembak, Chard!" tetapi "Hajar, Chard!" Dan, maksud Ferdy membuat skenario palsu tentang tembak-menembak antara Yosua dengan Richard itu berdasarkan niat baik Ferdy untuk menyelamatkan Richard adalah versi terbaru skenario Ferdy.
Versi yang mengubah pengakuan dia sebelumnya itu bertentangan dengan versi Richard Eliezer saat mengungkapkan kejadian sebenarnya di rumah Duren Tiga itu.
Saat itu (8/8/20222) Richard akhirnya mengaku bahwa Yosua bukan tewas dikarenakan tembak-menembak dengan dia, tetapi dia yang menembak Yosua atas perintah Ferdy Sambo. Setelah terkena tembakannya, Yosua terjerambab di lantai, lalu ditembak lagi kepalanya oleh Ferdy. Â Â
Pengakuan Ferdy terbaru itu bertentangan pengakuannya di awal terungkapkanya kasus tersebut. Saat itu ia mengaku kepada tim khusus bentukan Kapolri bahwa memang dia yang merancang dan memerintahkan pembunuhan terhadap Yosua itu. Dikarenakan berdasarkan laporan Putri Candrawathi, Yosua telah melakukan pelecehan seksual terhadap istrinya itu.
Berdasarkan itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, pada 9 Agustus 2022, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, mengadakan jumpa pers untuk mengumumkan status Ferdy Sambo menjadi tersangka pembunuhan berencana terhadap Yosua.
"Peristiwa yang terjadi adalah peristiwa penembakan terhadap saudara J yang yang dilakukan oleh saudara RE atas perintah saudara FS." Demikian Kapolri saat mengumumkan Ferdy Sambo sebagai tersangka pembunuhan Yosua.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi menjelaskan kepada awak media tentang pengakuan Ferdy Sambo itu (11/8/2022) . Menurut Andi, Ferdy mengaku telah merencanakan pembunuhan Yosua sejak dari Magelang.
"FS mengatakan dirinya marah dan emosi setelah mendapat laporan dari istrinya PC yang telah mengalami tindakan yang melukai harkat dan martabat keluarga yang terjadi di Magelang oleh Brigadir J," jelas Andi Ryan saat itu, di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo juga menjelaskan bahwa saat emosi tersebut Ferdy Sambo memanggil Bharada E alias Richard Eliezer Pudihang Lumiu dan Brigadir Ricky Rizal yang juga sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Untuk merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J. Intinya ada yang membuat tersangka emosi dan marah," kata dia.
Lalu, sekarang, melalui tim kuasa hukumnya, Ferdy Sambo mengubah lagi pengakuannya. Bahwa Ferdy Sambo tak bertanggung jawab terhadap pembunuhan terhadap Yosua. Ia, membantah ikut menembak Yosua (di kepalanya). Saat itu, yang ia perintahkan kepada Richard adalah menghajar Yosua, bukan menembak Yosua. Ia justru terkejut Richard menembak Yosua. Ia justru ingin menyelamatkan nyawa Yosua dengan memerintahkan ajudannya segera memanggil ambulans. Ia justru ingin menyelamatkan Richard dengan membuat skenario tembak-menembak itu.