Oleh karena itu dalam larangan ekspor CPO dan turunannya dan minyak goreng itu Jokowi memasang strategi "tersembunyi". Agar kerugian tidak menjadi lebih besar lagi ia sengaja mulai memberlakukan larangan tersebut mulai 28 April 2022. Waktu di mana dimulainya hari liburan panjang Lebaran selama 10 hari berturut-turut (sampai dengan 8 Mei 2022).
Otomatis selama liburan panjang itu dampak kerugiannya tidak akan signifikan bagi industri sawit nasional, karena selama itu juga tidak ada kegiatan usaha ekspor CPO dan turunannya itu. Semua kantor dan pabrik industri sawit, petani sawit, pelabuhan ekspor, angkutan, para pekerja, semua pada libur.
Meskipun demikian, Jokowi tentu sangat berharap shock-therapy-nya itu akan efektif membuat jera para pengusaha industri sawit untuk tidak lagi membandel. Agar mereka mau lebih sungguh-sungguh bekerjasama dengan pemerintah demi secepatnya tercapai target pemerintah, yaitu berlimpahnya minyak goreng di negara sendiri dengan harga terjangkau.
Jika tidak demikian, mereka akan khawatir Presiden Jokowi akan lebih lama memberlakukan larangan ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng itu. Â Â
Besar harapan kita semua strategi terselubung Jokowi melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng itu akan benar-benar sukses membuat minyak goreng berlimpah dengan harga terjangkau. Semakin cepat semakin baik. (dht).
Baca juga:
Program Minyak Goreng Curah Bersubsidi Terancam Gagal?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H