Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Napak Tilas Penyaliban Yesus pada Kasus Ahok

11 Mei 2017   22:07 Diperbarui: 12 Mei 2017   17:05 3131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Djarot, sahabat sejati Ahok, yang tak kuasa menahan tangisnya saat ikut bernyanyi bersama konser rakyat pendukung Ahok di Balai Kota, yang dipimpin oleh Addie MS, 10 Mei 2017 (Tribunnews.com)

Meskipun Herodes membenci Yesus, tetapi dia tidak mau menanggung dampak politiknya jika dia yang menjatuhkan hukuman kepada Yesus yang masih punya pengaruh besar di sebagian orang Yahudi lainnya, maka ia pun mengirim Yesus kembali ke Pilatus.

Sebelum Yesus dibawa kembali ke Pilatus, para prajurit Romawi mengolok-olok Yesus dengan mengenakan mahkota yang dibuat dari ranting berduri kepadanya (karena Yesus dituduh mengaku sebagai raja orang Yahudi), lalu mereka mengolok-olok, meludahi, menampar, dan mencambuknya berkali-kali.

Pilatus yang jengkel karena Yesus dibawa kembali kepada dia, menegaskan kembali bahwa ia sudah memeriksa Yesus, tetapi tidak menemukan kesalahan apapun padanya yang membuatnya patut dijatuhi hukuman mati.

Para pemuka agama Yahudi tetap pada pendiriannya bahwa Yesus bersalah dan harus dihukum mati. Mereka mengancam Pilatus, mereka akan menarik dukungan poltiknya kepada dia sebagai prefek Yerusalem jika menolak menghukum Yesus, sementara itu massa semakin banyak yang berdatangan dan mendesak Pilatus untuk menghukum Yesus.

Massa yang dipimpin oleh para pemuka agama Yahudi itu terus-menerus berteriak-teriak kepada Pilatus agar Yesus dihukum mati: “Salibkan Dia! Salibkan Dia! Salibkan Dia” seru mereka berkali-kali.

Tiga kali Pilatus mengulangi pernyataannya bahwa ia tidak menemukan kesalahan pada Yesus, tetapi karena massa terus menyatakan Yesus bersalah, dan mendesak Pilatus menjatuhkan hukuman mati kepadaNya, maka Pilatus mencoba mengambil jalan tengah: sesuai dengan kebiasaan orang Yahudi pada waktu itu, ia menyatakan akan membebaskan satu orang bersalah pada hari itu, yaitu Yesus sendiri.

Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka: "Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada suatu kesalahanpun yang kudapati padaNya, yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskanNya." (Lukas 23:22).

Tetapi, pemuka agama Yahudi dan massa menolaknya, mereka mendesak Yesus tetap harus dihukum mati. Sedangkan mengenai kebiasaan membebaskan satu orang terpidana, mereka minta yang dibebaskan adalah seorang pemberontak dan penjahat yang bernama Barabas.

“Bebaskan Barabas! Salibkan Yesus! ... ” teriak mereka berkali-kali kepada Pilatus. 

Karena terdesak, kondisi semakin tidak kondusif, dan juga takut dukungannya dari masyarakat Yahudi di Yerusalem berkurang, akhirnya Pilatus pun dengan terpaksa memenuhi desakan massa yang dipimpin oleh para Imam Besar agama Yahudi itu dengan menyerahkan Yesus kepada mereka untuk dihukum mati.

Ketika Pilatus   melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri! (Matius 27:24).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun