Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jalan Tengah bagi (Teman) Ahok dan PDIP agar PDIP Mendukung Ahok

25 Mei 2016   23:57 Diperbarui: 26 Mei 2016   14:00 3836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan ucapan selamat kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok usai acara pelantikan Gubernur DKI Jakarta, di Istana Negara, 19 November 2014 (sumber: Liputan6.com/Faizal Fanani)

"Yang harus diingat oleh PDIP ialah pemilih mereka di Pemilu Legislatif 2014 hampir semuanya pemilih Jokowi-Ahok di Pilgub DKI 2012," tutur Hanta.

Jalan Tengah

Ahok tidak mungkin diusung PDIP, karena Ahok tidak mendaftar dan tidak ikut penjaringan calon, di PDIP, tetapi PDIP bisa mendukung Ahok, itulah yang diharapkan Ahok dari PDIP.

Sedangkan PDIP sendiri sebenarnya ingin menjalankan politik realitas sebagaimana disebut oleh Hanta Yuda, tetapi sampai kini belum direalisasikan, mungkin karena faktor gengsi. Tetapi, sampai kapan PDIP akan mempertahankan gengsinya itu?

Lalu, bagaimana caranya agar akhirnya PDIP pun mau menyatakan dukungannya kepada Ahok, tanpa perlu merasa gengsinya jatuh? Meskipun, sebenarnya, seperti yang saya katakan di atas, seharusnya PDIP tidak perlu merasa ragu, apalagi gengsi jika memutuskan mendukung Ahok, karena sesungguhnya itulah yang sesuai dengan harapan sebagian besar warga DKI Jakarta pendukung Ahok.

Sebaliknya, jika PDIP mengusung calon lain, seperti Yusril Ihza Mahendra, apalagi sampai berkoalisi dengan Partai Gerindra dan PKS, turut mengusung  Sjafrie Sjamsoeddin – Sandiaga Uno, pasti banyak sekali yang sangat kecewa dengan PDIP, dan akan menghukumnya di pemilu legislatif 2019, dengan tidak memilihnya lagi.

Belum lagi dengan peluang menang bagi Sjafrie-Sandiaga yang sampai saat ini masih terbilang sangat kecil, dan kemungkinan besar tak banyak berubah sampai dengan pigub DKI itu tiba di tanggal 15 Februari 2017.

Untuk mengatasi dua rintangan bersatunya Ahok dengan PDIP tersebut di atas, maka jalan tengahlah yang harus ditempuh kedua belah pihak, yaitu sebagai berikut:

Bagaimana pun juga eksistensi dan dukungan parpol itu sangat penting bagi Ahok, baik saat pilgub, maupun – jika menang – sepanjang Ahok menjalankan jabatannya sebagai gubernur dari 2017 – 2022 kelak. Gubernur DKI tetap sangat membutuhkan dukungan parpol-parpol di DPRD DKI untuk memperlancarkan program-program kerjanya.

Oleh karena itu Ahok dan Teman Ahok harus bisa mengambil hati dan merangkul parpol-parpol potensial yang satu visi dan misi dengan Ahok, termasuk dan terutama PDIP. Ahok dan Teman Ahok tidak boleh bersikap tinggi hati karena begitu tingginya elektabilitas Ahok, karena dinamika politik bisa berubah setiap saat, dan dukungan PDIP sebagai parpol terkuat di DPRD DKI sangat besar peranannya.

Ahok dan Teman Ahok sebaiknya bersikap “mengalah” dengan menghampiri terlebih dahulu kepada PDIP/Megawati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun