Jika Ahok masih harus menunggu semua prosedur dan mekanisme PDIP tersebut, terlalu riskan baginya untuk memastikan bisa maju di pilgub DKI 2017. Sebab jika ia melepaskan kesempatannya untuk maju lewat jalur perseorangan, ternyata kemudian melalui prosedur dan mekanisme partai, PDIP memutuskan untuk tidak mengusung dia, maka tidak ada waktu cukup lagi bagi Ahok untuk maju melalui jalur perseorangan itu.
Itulah sebenarnya yang terjadi antara Ahok dengan PDIP, sehingga terjadilah seperti yang sekarang ini: Ahok maju lewat jalur perseorangan, sedangkan PDIP akan mengusung calonnya sendiri. Dengan kata lain, jika semuanya berjalan sesuai dengan rencana terkini, di pilgub DKI Jakarta 2017 nanti Ahok akan berhadapan “head to head” dengan pasangan calon gubernur dari PDIP, selain pasangan calon lain, jika ada.
Chemistry
Tetapi tampaknya sampai sekarang antara Ahok dengan PDIP, apalagi dengan Megawati, tetap saja ada chemistry yang secara alamiah tidak bisa dihilangkan, keduanya masih saling “jatuh cinta”, tetapi dikarenakan oleh keadaan sebagaimana saya sebutkan di atas, terpaksa berpisah, berpisah untuk sementara.
Ahok secara “malu-malu tapi mau” masih mengharapkan dukungan dari PDIP/Megawati kepadanya, sedangkan PDIP pun juga demikian, masih mengharapkan bisa mengusung Ahok. Buktinya, meskipun Ahok sudah memastikan diri maju lewat jalur perseorangan, dan PDIP sudah mengadakan penjaringan calon gubernurnya sendiri, tetap saja masih membuka pintu lebar-lebar bagi Ahok.
Megawati masih bersikap terbuka dan bersahabat akrab dengan Ahok, tiada sedikitpun isyarat ia memusuhi Ahok.
Hal itu antara lain terlihat nyata dari pernyataan Megawati sendiri tentang Ahok di acara “Kick Andy”, Metro TV, belum lama ini. Ketika Andy Noya bertanya, apakah Megawati marah kepada Ahok karena Ahok orang yang menyebalkan, dengan spontan Mega menjawab: “Nggak, tuh!”
Ketika Andy bertanya tentang makna seruan Mega kepada Ahok: “Yang jantan, dong!” di acara peluncuran bukunya, Mega sambil tersenyum lebar menjawab itu hanyalah guyonan dia dengan Ahok.
Pertanyaan Andy kepada Megawati: “Anda sayang enggak sama Pak Ahok?” Yang dijawab Mega dengan bercanda pula, “Saya? Wah, nanti dengan Ibu Ahok, bagaimana?”
Dari sini saja dapat disimpulkan bahwa hubungan Megawati dengan Ahok tetap baik-baik saja, bahkan bisa jadi dengan adanya perselisihan-perselihan paham semacam ini akan semakin mempererat hubungan persahabatan keduanya, yang pasti membawa dampak pada dukungan PDIP kepada Ahok pula.
Meskipun Ahok tidak ikut mendaftar (tentu saja, karena ia kaan sudah memutuskan ikut jalur perseorangan), tetapi saat PDIP melakukan survei internal partai, nama Ahok tetap saja dimasukkan sebagai alternatif. Meskipun belum diungkapkan hasilnya, tetapi saya lebih percaya kalau hasil survei internal itu sama halnya dengan hasil survei internal Partai Golkar baru-baru ini, yaitu bahwa nama Ahok berada di urutan teratas.