Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jalan Tengah bagi (Teman) Ahok dan PDIP agar PDIP Mendukung Ahok

25 Mei 2016   23:57 Diperbarui: 26 Mei 2016   14:00 3836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan ucapan selamat kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok usai acara pelantikan Gubernur DKI Jakarta, di Istana Negara, 19 November 2014 (sumber: Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ahok yang telah memilih jalur perseorangan, dan tidak mendaftar di penjaringan calon PDIP, namanya justru lebih bergema kuat daripada Yusril Ihza Mahendra yang mendaftar di mana-mana dan terus-menerus menghujat Ahok.

Ahok sendiri beberapakali mengklaim bahwa secara pribadi Megawati mendukungnya, tetapi secara partai ia tidak tahu, karena PDIP masih harus melalui mekanisme partai. Klaim yang sama diautarakan lagi pada 23 Mei lalu, di Balai Kota.  Ahok juga bilang kedekatan dia dengan PDIP sudah berlangsung lama, yaitu sejak 1992.

Rintangan

Dari situasi dan kondisi seperti ini dapat disimpulkan bahwa ada dua rintangan yang membuat Ahok dan PDIP tidak bisa berada di dalam satu kubu.

Pertama, Ahok tidak bisa mendaftarkan dirinya ke PDIP karena telah memilih jalur perseorangan, ia sangat menghargai militanitas relawan Teman Ahok, yang terdiri dari anak-anak muda harapan bangsa itu,  serta lebih dari 884.816 (sampai dengan artikel ini dibuat) warga DKI yang telah menyatakan dukungannya kepada Ahok untuk maju lewat jalur perseorangan.

Ahok juga sangat memegang janjinya kepada Teman Ahok bahwa ia akan tetap ikut mereka yang sudah memasang target akan mengumpulkan minimal 1 juta KTP dukungan warga DKI  untuk Ahok. Ahok berkata, “Lebih baik kehilangan jabatan, daripada mendapat jabatan tetapi kehilangan kepercayaan rakyat.”

Kedua, PDIP tidak mungkin bisa mengusung Ahok, karena Ahok tidak mendaftarkan dirinya di penjaringan calon gubernur PDIP.  PDIP hanya punya dua pilihan mengusung calonnya sendiri, atau ikut jejak Partai NasDem dan Hanura: mendukung Ahok.

Gengsi vs Realitas

Tetapi, sebagai parpol pemenang pemilu, yang menguasai DPRD DKI, dan merupakan parpol satu-satunya yang bisa mengusung calonnya sendiri, ada masalah gengsi di sini. PDIP merasa gengsinya jatuh kalau sampai mendukung Ahok. Karena bukankah dia parpol pemenang pemilu, mayoritas di DPRD DKI, dan sebagai satu-satunya parpol yang bisa mengusung calonnya sendiri di pilgub DKI 2017 itu?

Jika PDIP bersikeras demi gengsinya itu, melawan realitas, maka dapat dipastikan PDI akan menanggung malu, karena kemungkinan besar akan kalah dari Ahok di pilgub DKI 2017 itu. Hal itu juga pasti akan mempengaruhi pemilu legislatif 2019 kelak.

Padahal, sebenarnya PDIP tidak perlu risau dengan masalah gengsi tersebut, sebab justru sebagian besar warga DKI ingin agar PDIP berada di kubu Ahok, mendukung Ahok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun