Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Si “Angry Bird” Buktikan Halusinasi Gerombolan Pembenci Ahok Semakin Akut

20 Mei 2016   13:13 Diperbarui: 21 Mei 2016   00:15 4976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan (Sumber : Kompas Print)

Hal-hal yang akan dikerjakan antara kedua lembaga anti-korupsi itu terutama terkait perbaikan kapasitas sumber daya manusia dalam lembaga penegak hukum di bidang pemberantasan korupsi. Selain itu, penguatan tentang sistem informasi berbasis teknologi, dan pertukaran beberapa sistem yang telah dicoba dan dianggap berhasil.

Yuyuk juga menegaskan bahwa kunjungan dua pimpinan KPK tersebut tidak ada kaitannya dengan kunjungan kerja Presiden Jokowi di Korea Selatan, meskipun waktunya bersamaan itu. Keduanya memiliki agenda kerja yang berbeda.

"Bertemu di Korea memang benar, karena penandatanganan dilakukan di Istana Korea dan disaksikan Presiden Joko Widodo," demikianYuyuk.

Namun, karena klarifikasi itu tidak sinkron dengan halusinasinya, Angry Bird mengabaikannya, seolah-olah klarifikasi itu tidak ada, atau bahkan tampaknya dia mau bilang KPK berbohong tentang kunjungan Agus Rahardjo dan Basaria Panjaitan itu.

Setelah mengabaikan klarifikasi KPK itu, lalu dia pun beranalisa berdasarkan halusinasinya itu, dengan menulis:

Dugaan saya, ini memang direncanakan. Dan kemungkinan besar akan ada keputusan penting yang dikeluarkan KPK. Saya ingat KPK bilang Sumber Waras sudah Final. KPK juga bilang seminggu lalu sedang mendalami Payung Hukum Dana Kontribusi tambahan Reklamasi.

Kemungkinan besar KPK meminta izin Jokowi untuk mengumumkan apa hasil Penyidikan KPK terhadap kedua kasus itu. APAKAH AHOK AKAN JADI TSK DARI KASUS-KASUS ITU?

Kesimpulan itu ditulisnya dengan huruf-huruf tebal dan kapital. Kalau dalam bahasa lisan itu sudah berarti dengan berteriak keras-keras.

Sudah ngaco, teriak keras-keras lagi!

Sebelumnya, dia memuji KPK sebagai lembaga yang profesional dan independen, tidak sedang masuk angin.

Lalu, logikanya di mana: sebagai sebuah lembaga profesional, terpercaya dan independen untuk menetapkan Ahok sebagai tersangka, KPK merasa perlu, harus minta izin kepada Jokowi? Dasar hukumnya itu di mana, Bird?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun