"Looking for a good Regional Product Manager & Community Manager for @HOOQID - email to: della@hooq.tv," tulisnya dalam kicauan bertanggal 21 Agustus 2015 itu.
KompasTekno juga sempat menghubungi Della untuk mengonfirmasi soal peluncuran Hooq Indonesia. Dia membenarkan bahwa layanan tersebut akan segera memasuki pasaran Indonesia, tapi masih belum mau mengungkapkan kapan waktu persisnya.
"Yup! Stay tuned!" jawabnya singkat.
Hooq yang baru saja didirikan pada 30 Januari 2015 itu adalah milik perusahaan telekomunikasi Singapura, SingTel, bersama raksasa industri hiburan Sony dan Warner Bros. Film-film koleksi Hooq meliputi film-film Hollywood milik Grup Sony Pictures dan Warner bros, plus film-film Asia, seperti dari Bollywood.
Kaitannya adalah bahwa pemilik Hooq, yaitu SingTel juga punya saham di Telkomsel, yaitu sebesar 35 persen, sedangkan sisangnya 65 persen milik PT Telkom Indonesia.
Dan SingTel sudang mencanangkan akan membawa masuk Hooq ke semua wilayah negara di mana dia punya saham di perusahaan Telekomunikasi setempat, termasuk Indonesia. Maka itu, kemungkinan besar peluncuran Hooq yang direncanakan akhir Februari atau awal Maret 2016 itu akan dilakukan dengan bekerja sama dengan Telkom Indonesia.
Jika Netflix dibiarkan terus berada, bisa diakses di jaringan milik Grup Telkom: IndiHome, WiFi.id, dan Telkomsel, bagaimana nanti jika Hooq masuk? Masa Telkom akan memasukkan pesaingnya sendiri ke dalam “rumahnya” sendiri?
Itulah sebabnya, maka untuk mengantisapsi segala kemungkinan itu, Grup Telkom memutuskan sejak awal memblokir Netflix, mempersiapkan jalan mulus masuknya Hooq ke dalam jaringan internetnya sendiri. Kebetulan ada alasan bagus, soal perizinan usaha, ditambah bumbu: Netflix mengandung pornografi.