Mohon tunggu...
Dani Ramdani
Dani Ramdani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Im an Employee

Im an Employee

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Conflict Management

27 Juli 2021   20:25 Diperbarui: 27 Juli 2021   20:34 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Minimasi

Adakalanya kita mengatasi konflik dengan menganggapnya remeh. Kita mengatakan dan barangkali percaya, bahwa konflik, penyebabnya, dan akibatnya sama sekali tidak penting. Kita menggunakan minimasi bila kita menganggap enteng perasaan orang lain. Seperti halnya, “Mengapa kamu marah? Saya hanya terlambat dua jam. Dengan melakukan ini kita sama halnya mengatakan bahwa tindakan orang lain tersebut tidak pantas.

Menyalahkan

Paling sering konflik disebabkan oleh banyak macam faktor sehingga setiap upaya untuk hanya memecahkan satu atau dua di antaranya akan berakhir dengan kegagalan. Meskipun demikian, seringkali orang menerapkan strategi bertengkar yang di sebut menyalahkan orang lain. Dalam beberapa kasus kita menyalahkan diri kita sendiri. Namun, lebih sering kita menyalahkan orang lain. Ini merupakan hal tidak efektif dalam mengelola konflik.

Peredam

Peredam mencakup beragam teknik bertengkar yang secara harfiah membungkam pihak lain. Salah satunya adalah dengan menangis. Ini hal paling sering di alami oleh wanita, ketika menghadapi suatu konflik yang begitu complicated dan tidak tahu bagaimana lagi cara mengatasinya, mereka cenderung menangis. Hal lain yang terjadi dan mungkin juga dilakukan adalah dengan meluapkan emosi secara berlebihan: teriak-teriak, menjerit, yang sebenarnya sama sekali tidak membuat konflik menjadi selesai.

Karung goni

Hal ini merupakan hal yang sangat berbahaya. Mengapa? Karena ini mengacu pada tindakan menimbun kekecewaan dan kemudian menumpahkannya pada lawan bertengkar.

Manajemen Konflik yang Efektif

Menurut George Bach dan Peter Wyden dalam buku nya yang berjudul Intimate Enemy (1968), ada beberapa pedoman untuk mengelola konflik menjadi lebih produktif.

Berkelahi secara sportif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun