Mohon tunggu...
Dadang Sukandar
Dadang Sukandar Mohon Tunggu... -

Penulis dan Praktisi Hukum

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pohon Rambutan

31 Januari 2011   00:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:02 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Sudah pergi, No. Ayah telah hidup tenang sekarang,” ucapnya mendalam.

Kemudian aku juga ikut berladung air mata. Dan di dalam hati, air matakku telah menjadi bah.

*

Malamnya, selepas pengajian, di rumah ayah diadakan rapat keluarga. Selain aku, di ruang tengah telah duduk kedua Masku juga kedua Mbaku.

“Sesuai aturan agama, maka bagian anak laki-laki adalah dua berbanding satu dari anak perempuan. Itu berarti anak laki-laki mendapat bagian satu perempat dan anak perempuan satu perdelapan warisan,” begitu mas Girin mengatur.

“Mas, tidakkah Mas ingat pesan terakhir ayah sebelum pergi? Ia ingin seluruh harta warisannya dibagi sama rata baik anak laki-laki maupun perempuan,” cetus Mba Lasmi, Mbaku anak nomor tiga.

“Tapi laki-laki menanggung beban keluarga lebih besar. Selain itu, kita juga tidak boleh menentang aturan agama,” jawab Mas Girin.

“Bukankah kita harus mendahulukan amanah?” kata Mba Lasmi. “Dan selama ayah sakit-sakitan, bukankah aku dan Lasri yang rajin mengurusinya, bahkan membersihkan kotorannya di atas ranjang?”

“Jangan mentang-mentang kau dan Lasri yang mengurusi ayah lantas kita menentang aturan agama,” bantah Mas Girin.

“Terserah apa katamu, Mas. Pokoknya, aku tidak setuju dengan pembagianmu. Aku mengutamakan amanah ayah.”

“Hei, Kusno! Bagaimana menurutmu? Kau kan yang paling tinggi sekolahnya, dan kau belajar hukum pula. Coba, bagaimana pendapatmu dari sudut hukum,” pinta Mas Girin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun