Mohon tunggu...
Susanti Susanti
Susanti Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Content writer

Menyukai tulis menulis, jalan-jalan, dan makan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

KDRT: Kebohongan Dalam Rumah Tangga

10 Februari 2023   15:00 Diperbarui: 10 Februari 2023   15:16 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dan pada hari ini, setelah 20 tahun berlalu dari perceraianku, aku berdiri tepat di depan rumah Nadya yang dulu kami tinggali bersama. Aku tidak kuasa membiarkan air mataku menetes setelah berdiri di sini mengingat semua kenanganku bersama Nadya.

Kenangan pahit itu seakan tidak pernah berhenti menghantuiku selama 20 tahun ini. Seberapa keras aku mencoba mengindarinya, rasa penyesalan atas KDRT yang kulakukan itu menyiksaku selama sisa hidupku. Aku menjalani hari-hariku dengan berbagai terapi namun sepertinya tidak membantuku sama sekali.  

Aku hidup selama 20 tahun dalam rasa penyesalan yang tak akan pernah dapat kuperbaiki. Andaikan saja waktu dapat kuputar kembali, aku sangat ingin memperbaiki semuanya. Jika mesin waktu itu datang dan berpihak padaku, tak akan pernah sekalipun dalam hidupku untuk melakukan KDRT pada Nadya, istriku yang sangat kusayangi.

Aku kembali ke Indonesia sesegera mungkin setelah mengetahui fakta perselingkuhan Nadya yang menjadi penyebab perceraian kami adalah kebohongan. Kebohongan dalam rumah tangga kami itu dia buat dengan sengaja. Perselingkuhan itu tak pernah ada, namun itu adalah satu-satunya cara yang membuat Nadya dapat terlepas dari kejamnya obsesi cinta yang kumiliki untuknya.

Nadya meminta Kalis untuk melakukan rekayasa perselingkuhan dan bukti-bukti yang cukup kuat agar gugatan perceraian yang kulayangkan diterima oleh pengadilan. Aku tak menyangka Nadya akan melakukan itu untukku. Namun, ketika aku memikirkannya kembali, meskipun pahit aku akui bahwa itu adalah satu-satunya cara Nadya bisa terlepas dari ancaman KDRT yang mungkin dapat kuulangi lagi kapanpun.

Aku masih terpaku berdiri di depan mobilku dan tidak berani mengetuk pintu rumah Nadya. Aku terkejut ketika tiba-tiba Nadya keluar dari rumah dan tersenyum melihat ke arah ponselnya. Dia terpaku saat menoleh ke arahku, kemudian memanggil namaku dengan penuh tanda tanya, “Dipta?”

-End-

By Cucank

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun