Mohon tunggu...
Clint Perdana
Clint Perdana Mohon Tunggu... Penulis - Just an Ordinary Learner

Menulis sebagai media bertukar pikiran, diskusi dan dakwah modern di tengah luas namun sempitnya dunia ini, mari berbagi!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rahasia ala "Ninja" Memotong Daging Hewan Kurban bak Puding

27 Juni 2023   06:55 Diperbarui: 28 Juni 2023   03:20 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menguliti kurban; sumber: indonesiakini.go.id

Untuk daging, ada beberapa tipe pisau yang umum digunakan, termasuk pisau pengulit dan pisau pencacah.

Pisau pengulit biasanya memiliki bentuk yang lebih sempit dan melengkung di bagian ujungnya. 

Desain ini memungkinkan pengguna untuk memotong dengan presisi antara daging dan kulit tanpa membuang terlalu banyak daging.

Pisau seset kulit; sumber: gongshop - shopee.com
Pisau seset kulit; sumber: gongshop - shopee.com

Panjang pisau biasanya sekitar 15 sampai 20 cm dan pisau ini biasanya sangat tajam untuk memudahkan proses pengulitan.

Pisau pencacah daging atau biasa disebut cleaver memiliki desain yang tebal, berat, dan biasanya persegi.

Bentuk ini memungkinkan pisau untuk menghantam dan mencacah daging tebal atau tulang dengan mudah. Panjangnya bervariasi, tetapi biasanya lebih pendek dari pisau pengulit.

Diluar keduanya, ada berbagai jenis pisau lainnya yang dirancang untuk tugas-tugas spesifik. 

Misalnya, pisau fillet yang panjang dan sangat fleksibel, dirancang untuk memotong fillet ikan atau daging dengan presisi. Pisau chef atau pisau dapur umumnya, dengan bentuk yang lebih universal, cocok untuk berbagai tugas memotong, dari sayuran hingga daging.

Teknik Asah yang Tepat

Tehnik mengasah pisau memang berbeda tergantung dari bentuk dan fungsi pisau tersebut. Mari kita bahas lebih detail cara mengasah pisau pengulit dan pisau pencacah daging.

Asah pisau; Sumber: kompas.com
Asah pisau; Sumber: kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun