Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

KKN Pilihan

Pok pok Juga Bisa Salah Target

28 Juni 2024   05:00 Diperbarui: 28 Juni 2024   05:25 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pak Haji, mengapa baru cerita sekarang soal batu miana, bukan dari kemarin-kemarin?" tanyaku penasaran.

"Banyak sekali cerita tentang tanah Mandar. Nanti kalau saya ceritakan semua, mungkin kalian tak berani keluar rumah," Pak Haji menjawab sambil tertawa.

***

Dibanding teman-teman lain, aku satu-satunya yang hanya pulang sekali selama KKN. Itu pun karena aku harus mengambil barang-barang sumbangan dari sponsor untuk lomba voli yang kugelar bersama Karang Taruna desa.

Seperti ketika datang pertama kali ke lokasi KKN, aku memilih bus malam dengan harapan tiba pagi hari di Tinambung. Maka jam 22.30 aku sudah duduk manis dalam bus yang tujuan akhirnya kota Mamuju.

Penumpang malam itu lumayan banyak. Tapi satu persatu, turun di kota-kota sebelum Pare-pare. Alhasil, dari Pare-pare dan seterusnya, bus nyaris kosong.

Aku lupa kalau dulu kami menyewa bus khusus, jadi penumpangnya penuh dari awal sampai tujuan akhir di Tinambung. Setiap kota juga bisa berhenti atas permintaan penumpang, jadi waktu tempuh perjalanan memang lama.

Kulihat arlojiku, baru pukul 03.00 saat bus meninggalkan kota Pare-pare. Aku ingin pindah tempat duduk, tapi kursi-kursi umumnya terisi oleh penumpang yang tidur menghabiskan 3 kursi kosong. Sedangkan kursi-kursi dengan 2 bangku, diisi barang-barang yang seharusnya masuk bagasi atau diselipkan di bawah kursi penumpang.

Saat itu, mungkin cuma aku dan Pak supir yang terjaga dalam bus. Semua penumpang yang tersisa hanya segelintir, terlihat nyenyak terlelap. Setiap kali aku melirik arloji, jarum jam sepertinya bergerak sangat lambat. Baru jam 03.10. Tak lama kemudian, jam 03.12, dan seterusnya.

Setiap kali, bus juga berhenti mendadak dan pak supir seperti tertegun menatap ke depan jalanan yang tersorot lampu. Sesekali kepalanya juga mendongak ke atas pohon-pohon di kiri kanan sepanjang jalan. Aku tak berani melihat keluar jendela. Lagi pula, di luar sana sangat gelap, tak ada lampu jalan.

Aku mencoba menutup mata dan konsentrasi membayangkan persiapan pertandingan voli. Tapi yang ada malah imajinasi pok pok yang sedang tertawa lebar sebab tahu kalau teman sekamarku sedang hamil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun