Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

KKN Pilihan

Tolok Ukur Keberhasilan KKN

26 Juni 2024   06:00 Diperbarui: 26 Juni 2024   06:37 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokumen pribadi Claudia Magany

"Body, kemarin saya menurunkan kelapa dari kebun. Ada 19 buah sudah saya masukan ke dalam bus. Semuanya ada tulisan Body biar tidak tertukar dengan kelapa-kelapa lain," lapor Pak Haji sambil tersenyum lebar. "Untuk Bapak Supervisor juga sudah saya masukan dalam bus yang sama."

Aku tertegun, kehabisan kata-kata melihat ketulusan Pak Haji yang baik hati. Beliau juga menyerahkan 2 botol minna (minyak mandar yang harum) sebagai oleh-oleh. Kemudian beliau berujar, "Tabe nah, Body itu singkatan dari Mbak Ody untuk menghormati kita." (penggunaan kata "kita" sebagai pengganti 'kamu' atau Anda adalah cara tersopan orang Sulsel untuk menghormati lawan bicara)

Sudah hari terakhir, aku baru sadar bahwa Pak Haji yang kocak dan selalu baik, ternyata memanggil namaku Body bukan bermaksud mengejek, tetapi itulah cara paling sopan untuk mengormati aku. Maklum, teman-teman juga suka bercanda memanggilku Sambu Paria karena sering masak sayur paria (pare).

Sekitar jam 08.00, lapangan di depan Kecamatan Tinambung sudah dipenuhi mahasiswa berjaket merah. Sekeliling lapangan terpasang umbul-umbul dan spanduk bertuliskan UNIVERSITAS HASANUDDIN Gelombang XLII POLMAS. Rombongan Rektor juga sudah masuk barisan upacara. Kami dari desa Lekopa'dis yang letaknya tak jauh dari tempat upacara, justru datang agak terlambat. Maklum, sepanjang perjalanan, warga masih ada saja yang menyetop rombongan kami untuk sekedar memberi oleh-oleh.

Sebagai Koordinator Kabupaten, Ali (Teknik Sipil) ditunjuk menjadi komandan upacara. Waktu barisan diistirahatkan, di belakang kami terdengar bisik-bisik yang mengganggu jalannya upacara. Tiba-tiba bisik itu sampai ke telingaku, "Mana Ody?" Kulihat Pak Jani (supervisor) memeriksa barisan belakang, kemudian beliau menarik aku keluar dari barisan.

Aku langsung pucat, sebab kalau urusan dengan Pak Jani biasanya untuk mencari-cari kesalahan mahasiswa! Pagi itu rasanya malu, grogi dan salah tingkah sebab menjadi perhatian peserta KKN lain. Dan kejadiannya justru pada hari penutupan. Ah, salah apa lagi, ya?

Ternyata Ibu Todding datang mencariku ke tempat upacara. Dia memeluk buah pepaya yang sangat besar. "Ody, pepaya ini matang di pohon. Kami siapkan untuk oleh-oleh. Maaf Bapak tidak bisa datang, jadi hanya titip salam," kata si ibu. Aku langsung meraih pepaya yang terlihat berat (dan memang berat) dari dekapan di badan Bu Todding yang imut-imut.

Tak selesai sampai di situ, Bu Todding melanjutkan, "Ody, di sana masih ada satu becak oleh-oleh buat kamu." Suasana upacara pagi itu cukup hening. Jadi ketika Ibu Todding berkata-kata, seluruh hadirin di lapangan bisa mendengar kalimatnya. Serta merta bisik-bisik menjadi ramai, "Satu becak?!"

Pak Jani ikut menemani kami ke becak yang dicarter Bu Todding. Wow!? Ada pisang tanduk bersisir-sisir, pisang kepok setandan, pisang mas beberapa sisir terselip-selip, kelapa dalam karung, entah berapa buah. Talas dan singkong yang sepertinya baru dicabut dari tanah dan diikat seadanya. Sirsak matang dan mengkal, dan ada beberapa bungkusan tersusun rapi.

Bu Todding menjelaskan, "Bungkusan itu kue-kue khas Mamasa. Nanti sampai di rumah baru kau buka nah." Dan yang paling membikin 'wow', ada sepasang ayam, jago dan betina yang ikut jadi penumpang dalam becak tersebut.

Daeng becak tertawa lebar, "Mudah-mudahan ayam-ayam ini tidak berkelahi selama di jalan." Bingungku belum habis memikirkan 19 buah kelapa dari Pak Haji, sekarang Bu Todding datang dengan oleh-oleh sebecak penuh. Terlihat peluh di dahi Bu Todding. Sela-sela ketiaknya juga basah oleh keringat. Jangan-jangan beliau mengalah jalan kaki demi ayam dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun