Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

KKN Pilihan

Tolok Ukur Keberhasilan KKN

26 Juni 2024   06:00 Diperbarui: 26 Juni 2024   06:37 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokumen pribadi Claudia Magany

Mereka memakai Pattuqduq Towane, baju khas Mandar yang berupa perpaduan baju Bodo dan Toraja yang ujung tangannya ketat. Rambut mereka digelung dan memakai hiasan bunga. Mereka tampil lengkap dengan asesoris warna emas, mulai dari anting-anting, kalung dan gelang. Tak lupa, sarung khas Mandar kebanggaan warga ikut melengkapi busana mereka.

Sungguh kejutan luar biasa. Rupanya Bu Dyah memprakarsai ide ini atas persetujuan Pak Desa. Kami tim voli merasa sangat tersanjung dengan tari  yang dikhususkan untuk menyambut prajurit yang memenangkan peperangan. Suasananya betul-betul seperti penyambutan I Karake'lette mewakili kerajaan Balanipa memenangkan pertarungan melawan Raja Gowa.

***

Tiba malam perpisahan dengan warga, kami berdelapan menyanyikan lagu Mars Unhas pada pembukaan acara. Atmosfernya beda sekali kalau dinyanyikan di luar kampus.

"Putra-putrimu kini bangkit, dengan jiwa Hasanuddin.." dan seterusnya, tak terasa air mataku menetes. Antara senang, bangga dan sedih juga karena tiba masanya harus berpisah dengan warga desa Lekopa'dis karena tugas kami sudah selesai.

Gapura pembatas kecamatan sudah dibangun. Sanitasi di rumah Pak Desa juga sudah diperbaharui. Dapurnya yang semula terbuat dari lantai bambu,telah dilapis dengan fero semen. Sekarang terlihat kokoh dan bersih. Kami juga membangun WC di belakang dapur, tak jauh dari sumur. Dan bagianku, akhirnya bisa membentuk tim voli putra-putri di desa ini. Bahkan berhasil memenangkan lomba antar kecamatan. Semoga bola yang disumbang oleh sponsor, bisa terus dipakai untuk latihan selanjutnya.

Selain kata-kata sambutan, termasuk oleh Supervisor KKN yang hadir pada malam itu, warga juga menampilkan berbagai tarian dan lagu-lagu daerah Mandar. Acaranya cukup semarak dan penuh rasa kekeluargaan.

Di atas meja, terhidang kande-kande (kue) khas Mandar yang beraneka ragam. Mulai dari sokol ubi, kue tetu, kue paso, kui-kui, beppa paranggi (jenis bolu), tallo panynyu (telur penyu) yang mirip onde-onde dan lain sebagainya.

Malam itu aku tak bisa tidur. Terlalu lelah karena acara seminggu belakangan sangat padat. Malam itu juga harus menyiapkan barang-barang untuk kembali ke Ujung Pandang. Dulu datang hanya dengan satu travel bag, sekarang pulang dengan tambahan gitar dan satu tas keresek isi bingkisan dari Ibu Dyah. Isinya golla kambu, sejenis wajik Mandar yang terbuat dari beras ketan, kelapa parut dan kacang tanah yang disangrai.

Tidak seperti teman-teman lain yang datang hanya berbekal satu tas, pulangnya beranak jadi tiga, empat tas karena banyak menerima oleh-oleh dari warga. Agak sedih dan iri juga, sebab menjadi pahlawan yang memenangkan tim voli, tidak menjadi jaminan akan mendapat oleh-oleh seabreg seperti mereka.

Pagi-pagi, Pak Haji sudah ribut memanggil-manggil namaku. Berulang kali aku selalu mengingatkan beliau bahwa namaku Ody, tapi tetap saja beliau selalu memanggil Body.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun