10 CERITA 111 KATA DI JANUARI EMOSI
Tema: Balon
Judul: "Balon Pengacau"
Meletus balon hijau. Dor! Hatiku sangat kacau. Balonku tinggal empat, kupegang erat-erat. Sesungguhnya, balonku tak berjumlah empat, apalagi yang berwarna-warni.Ketika masih kecil, aku tak pernah bermain balon. Mainanku hanya asap knalpot. Recehan di sakuku adalah bonusnya. Kadang aku nyanyikan lagu ‘balonku’ kala mengamen. Aku suka lagu itu yang seketika bisa kuhapal saat tak sengaja mendengarnya di sebuah TK di pinggiran Jakarta.
Dahulu, aku berharap bisa memiliki lima balon sebagai penghiburku. Sekarang, keseharianku adalah balon-balon. Tapi, bukan balon berwarna-warni yang melayang di angkasa. Payudaraku telah disumpal dengan silikon hingga terbuai seperti balon. Menggoda lelaki yang menyarungkan penisnya dengan kondom yang bisa disulap menjadi balon.
Jalan nasibku belum berubah. Hatiku bertambah kacau.
Tema: Badut
Judul: "Badut Pembunuh"
Aku tak pernah suka badut. Bermuka sangat putih, berhidung bulat besar merah, mulut berseringai lebar yang juga merah. Rambut kribo menjijikan! Aku tak pernah suka badut!Cekikikan kanak-kanak. Celoteh mulut mereka yang nyinyir. Kelakuan mereka yang tak sopan. Muka badut dilempar dengan sepotong kue tart. Badut tetap menyeringai. Malah tertawa membahana. Si badut bodoh! Aku tak pernah suka badut.
“Anda ditahan!” demikian kata seorang polisi sambil memborgol tanganku. Mata-mata tertuju padaku. Pesta bahkan belum berakhir. Aku menyeret paksa langkahku. Penyamaranku terbongkar. Mayat tetangga sebelah telah ditemukan. Tetanggaku itu berprofesi sebagai badut di karnaval kota. Aku telah merobek mulutnya menjadi lebih lebar. Kepalanya kupenggal.
Kau tahu kenapa? Aku tak pernah suka badut.