Setelah saya pahami dari buku buku referensi, bahwasanya salah satu penyebab utama kurang berkembangnya bakat dan kreativitas pada anak usia dini adalah kurangnya stimulasi dan pemahaman yang diberikan oleh orang tua. Jika orang tua tidak memberikan kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, bermain, dan mengeksplorasi minat mereka, anak mungkin tidak dapat mengembangkan bakat dan kreativitas mereka sepenuhnya. Selain itu, lingkungan yang Tidak Mendukung. Anak-anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar mereka. Jika lingkungan di rumah atau di sekolah kurang memberikan dorongan untuk kreativitas, misalnya dengan kurangnya alat-alat seni atau kurangnya aktivitas kreatif, anak mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakat dan kreativitas mereka. Kemudian, terlalu Banyak Batasan. Jika anak-anak diberikan terlalu banyak batasan dan tidak diizinkan untuk bereksperimen dan mengeksplorasi minat mereka, ini dapat menghambat perkembangan bakat dan
 kreativitas mereka. Terlalu banyak aturan dan pembatasan dapat menyebabkan anak merasa terkekang dan tidak bebas untuk mengeksplorasi potensinya. Selain itu, fokus pada Prestasi Semata: Terlalu banyak tekanan pada prestasi akademik dan nilai-nilai yang tinggi dapat menghambat kreativitas anak. Jika anak hanya didorong untuk mencapai nilai tinggi dalam ujian atau mengikuti program akademik yang ketat, mereka mungkin tidak memiliki waktu atau ruang untuk mengembangkan bakat dan kreativitas mereka dalam bidang lain, seperti seni, musik, atau olahraga. Selanjutnya, ketidakpercayaan Diri dan Rendahnya Motivasi. Ketidakpercayaan diri dan rendahnya motivasi juga dapat menghambat perkembangan bakat dan kreativitas anak. Jika anak merasa tidak yakin tentang kemampuan mereka atau kehilangan minat karena kurangnya dukungan, mereka mungkin tidak akan mengembangkan potensi mereka sepenuhnya.
   Oleh karena itu, para peserta pendidik dan dapat pengambil kebijakan di bidang pendidikan perlu memperhatikan pentingnya penerapan seni dalam kurikulum pendidikan anak usia dini. Dalam melaksanakan kegiatan seni, guru harus memberikan kesempatan kepada anak untuk berkreasi baik, bereksperimen, dan mengembangkan keterampilan seni mereka.  Dengan demikian, anak usia dini dapat mengembangkan potensi kreativitasnya, meningkatkan kemampuan komunikasi, dan memperoleh pengalaman yang menyenangkan dan berharga melalui kegiatan seni.
    Dengan memperhatikan pentingnya penerapan seni pada anak usia dini, diharapkan anak-anak dapat tumbuh kembang secara holistik, melampaui aspek kognitif, emosional, sosial, dan fisik. Pendidikan seni dapat menjadi wahana yang memperkaya pengalaman dan membangun fondasi yang kuat untuk perkembangan anak, memberikan mereka kesempatan untuk mengeksplorasi, mengekspresikan diri, dan merasakan keindahan dalam berbagai bentuk seni.
Catatan: Artikel ini dibuat dengan tujuan memberikan panduan umum. Pastikan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan mengutip sumber yang relevan saat menggunakan informasi ini dalam penulisan akademik atau tugas lainnya.
Abdurrozak, R. Kurnia., Jayadinata, A. 2015. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1.
Annisa Herlida Sari. 2020. Studi Kasus Strategi Guru Dalam Kegiatan Menggambar Untuk Pengembangan Seni Rupa Anak. Jurnal Pelita PAUD, 4(2).
Direktorat PAUD Kemdikbud. 2020. Bermain Seni Kriya. Jakarta: Kemdikbud.
Dyah Lintang Trenggonowati dan Kulsum. 2018. Analisis Faktor Optimalisasi Golden Age Anak Usia Dini Studi Kasus Di Kota Cilegon. Journal Industrial Servicess Vol. 4 No. 1.
Elindra Yetti. 2019. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Makassar: LPP-Mitra Edukasi.
J.L. Siesling. (2015). Art is More. Libro.