Mohon tunggu...
Clara Davinska
Clara Davinska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Korupsi: Penyebab Tersembunyi dan Dampak Besar bagi Masyarakat

10 Oktober 2024   07:08 Diperbarui: 10 Oktober 2024   07:08 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Korupsi : Penyebab Tersembunyi dan Dampak Besar bagi Masyarakat

Clara Tuesday Davinska

3301422124

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Negeri Semarang

Email : claradavinska@students.unnes.ac.id 

PENDAHULUAN

          Korupsi merupakan salah satu masalah sosial yang telah mengakar dalam berbagai lapisan masyarakat, baik di negara maju maupun berkembang. Meskipun seringkali dianggap sebagai tindakan individu yang merugikan, korupsi memiliki dimensi yang lebih kompleks dan tersembunyi. Penyebabnya tidak hanya terletak pada karakter individu yang lemah, tetapi juga dipengaruhi oleh sistem, budaya, dan kondisi sosial-ekonomi yang ada. Dampak dari korupsi sangatlah besar dan meluas, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari penurunan kualitas layanan publik hingga meningkatnya ketidakadilan sosial. Dalam konteks ini, penting untuk memahami penyebab-penyebab tersembunyi di balik praktik korupsi serta konsekuensi yang ditimbulkannya bagi masyarakat. Dengan demikian, kita dapat merumuskan langkah-langkah strategis untuk memerangi korupsi dan membangun masyarakat yang lebih adil dan transparan. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang penyebab tersembunyi korupsi serta dampak besar yang ditimbulkannya bagi masyarakat.

PEMBAHASAN

          Korupsi merupakan masalah serius yang mengancam integritas dan kesejahteraan masyarakat. Pembahasan ini akan menguraikan penyebab tersembunyi korupsi serta dampaknya yang luas bagi masyarakat. Korupsi adalah masalah kompleks yang memiliki dampak besar bagi masyarakat. Penyebab tersembunyi korupsi di Indonesia meliputi kekuasaan politik, budaya birokrasi, dan kurangnya transparansi. Korupsi merugikan negara secara finansial dan menghambat pembangunan sosial dan ekonomi, menciptakan ketidakadilan dan ketidakpercayaan publik. Dampak korupsi sangat luas, termasuk penurunan kualitas layanan publik, kerusakan lingkungan, dan peningkatan kemiskinan. Penegakan hukum yang lemah memperburuk situasi ini, sehingga diperlukan strategi pencegahan yang melibatkan masyarakat, seperti inisiatif keterbukaan data. 

A. Penyebab Korupsi

          Korupsi adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang yang dilakukan oleh individu, terutama pejabat publik, untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok dengan cara yang melanggar hukum. Istilah ini berasal dari bahasa Latin "corruptio" yang berarti "rusak" atau "busuk". Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi diartikan sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

          Definisi korupsi juga bervariasi menurut berbagai lembaga. Misalnya, Bank Dunia menyatakan bahwa korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi. Transparency International mendefinisikan korupsi sebagai perilaku tidak pantas dan ilegal oleh pejabat publik yang memperkaya diri sendiri atau orang-orang terdekatnya. Dalam konteks hukum, korupsi mencakup berbagai tindakan seperti suap, pemerasan, dan penyalahgunaan jabatan yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak sah. 

          Penyebab korupsi sangat beragam dan sering kali saling terkait. Berikut adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan terjadinya korupsi:

a. Keserakahan Individu yaitu motivasi untuk memperkaya diri sendiri sering kali menjadi pendorong utama tindakan korupsi. Ketika individu merasa tidak puas dengan apa yang dimiliki, mereka cenderung mencari cara ilegal untuk mendapatkan lebih banyak.

b. Sistem Birokrasi yang Lemah, dengan birokrasi yang tidak transparan dan kurang akuntabel menciptakan celah bagi praktik korupsi. Ketidakjelasan dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan anggaran memudahkan penyalahgunaan wewenang.

c. Budaya Korupsi, pada beberapa masyarakat, praktik korupsi dianggap sebagai hal yang biasa atau bahkan wajar. Budaya ini mengurangi rasa malu atau rasa bersalah bagi mereka yang terlibat dalam tindakan korup.

d. Kurangnya Penegakan Hukum, dengan penegakan hukum yang lemah dan ketidakpastian hukuman bagi pelaku korupsi menciptakan iklim impunitas. Ketika pelaku merasa mereka tidak akan dihukum, mereka lebih cenderung melakukan tindakan korup.

e. Faktor Ekonomi, dengan keterbatasan ekonomi dapat memicu individu untuk melakukan korupsi sebagai cara untuk bertahan hidup. Ketidakadilan dalam distribusi kekayaan juga dapat mendorong perilaku koruptif.

f. Konspirasi antara Pejabat Publik dan Swasta, yaitu isu kolusi antara pejabat publik dan sektor swasta sering kali terjadi, di mana keduanya saling menguntungkan melalui praktik korupsi. Ini memperburuk situasi karena sulitnya membongkar jaringan korupsi yang telah terbentuk.

B. Penyebab Tersembunyi Korupsi 

          Korupsi adalah fenomena yang kompleks dan berakar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Penyebab tersembunyi korupsi sering kali tidak terlihat secara langsung, namun memiliki dampak yang signifikan. Berikut adalah beberapa penyebab tersembunyi korupsi yang perlu dipahami :

1. Budaya Korupsi yang Terinternalisasi

Korupsi telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia. Sejak zaman penjajahan, praktik korupsi telah diwariskan dan menjadi norma sosial. Hal ini menciptakan pola pikir bahwa tindakan korupsi adalah hal yang biasa dan dapat diterima, sehingga individu merasa tidak bersalah saat melakukannya.

2. Sistem Birokrasi yang Lemah

Sistem birokrasi di Indonesia sering kali tidak transparan dan kurang akuntabel. Lemahnya pengawasan terhadap pengelolaan anggaran dan keputusan publik memberikan kesempatan bagi pejabat untuk melakukan penyalahgunaan wewenang. Birokrasi yang tidak efisien juga memperburuk situasi ini, karena mempersulit proses pelaporan dan penegakan hukum.

3. Rendahnya Kesadaran Hukum

Kurangnya pemahaman tentang hukum di kalangan masyarakat dan pejabat publik membuat praktik korupsi sulit untuk diberantas. Banyak individu yang tidak menyadari bahwa tindakan mereka dapat dikategorikan sebagai korupsi, sehingga mereka melanjutkan perilaku tersebut tanpa merasa bersalah4.

4. Faktor Ekonomi

Kondisi ekonomi yang sulit seringkali menjadi pendorong bagi individu untuk melakukan korupsi sebagai cara untuk bertahan hidup. Ketidakadilan ekonomi juga menciptakan kesenjangan yang memperburuk situasi, di mana orang-orang berusaha mendapatkan keuntungan dengan cara-cara ilegal. 

5. Konspirasi Antara Pejabat dan Penegak Hukum

Ada indikasi bahwa terdapat kolusi antara birokrat dan aparat penegak hukum, di mana mereka saling melindungi satu sama lain. Hal ini menyebabkan penegakan hukum terhadap pelaku korupsi menjadi lemah, sehingga menciptakan iklim impunitas bagi para koruptor.

6. Paternalistik dalam Hubungan Sosial

Budaya paternalistik di Indonesia mengakibatkan hubungan antara masyarakat dan pejabat publik menjadi tidak seimbang. Masyarakat cenderung mengikuti perilaku pejabat tanpa mempertanyakan moralitas tindakan tersebut, sehingga praktik korupsi semakin meluas.

C. Dampak Korupsi bagi Masyarakat

          Dampak korupsi bagi masyarakat adalah isu yang sangat penting dan berpengaruh luas. Berikut adalah beberapa dampak signifikan yang perlu dibahas:

1. Kerugian Ekonomi

Korupsi menyebabkan alokasi sumber daya yang tidak efisien, mengalihkan dana publik yang seharusnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan ke kepentingan pribadi. Hal ini menghambat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan ketidaksetaraan yang lebih besar di antara kelompok masyarakat.

2. Penurunan Kualitas Layanan Publik

Dana yang seharusnya dialokasikan untuk sektor pendidikan dan kesehatan seringkali disalahgunakan. Akibatnya, kualitas pelayanan publik menurun, yang berdampak langsung pada kualitas sumber daya manusia dan taraf kesehatan masyarakat.

3. Ketidakadilan Sosial

Korupsi menciptakan ketidaksetaraan dalam akses terhadap layanan publik. Masyarakat yang kurang mampu seringkali menjadi korban utama, sementara elite koruptor memperoleh fasilitas dan keistimewaan tanpa batas. Hal ini mengancam prinsip-prinsip keadilan sosial.

4. Menurunnya Kepercayaan Publik

Tindakan korupsi yang merajalela mengakibatkan penurunan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara. Korupsi menciptakan citra negatif terhadap pemerintah dan lembaga-lembaga publik, menggerus fondasi kepercayaan yang merupakan aspek vital dalam menjaga stabilitas negara.

5. Kekacauan Politik

Korupsi dapat menyebabkan instabilitas politik dengan merusak integritas lembaga-lembaga publik. Ketidakstabilan ini dapat memicu konflik sosial dan mengganggu proses demokrasi, di mana keputusan politik lebih dipengaruhi oleh kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.

6. Peningkatan Kemiskinan

Korupsi memperburuk kondisi ekonomi masyarakat, terutama di kalangan mereka yang sudah rentan. Dengan semakin sedikitnya akses terhadap sumber daya publik, peluang bagi masyarakat miskin untuk memperbaiki kehidupannya semakin menyusut, sehingga meningkatkan angka kemiskinan.

7. Melemahkan Moralitas dan Etika

Korupsi juga berdampak pada moralitas masyarakat. Ketika tindakan korupsi dianggap biasa atau dapat diterima, hal ini merusak nilai-nilai etika dan norma sosial, menciptakan sikap apatis terhadap hukum dan keadilan. 

D. Solusi dan Upaya Pemberantasan Korupsi 

          Korupsi adalah masalah serius yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Untuk memberantas korupsi, diperlukan solusi dan upaya yang komprehensif. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:

1. Pendidikan Antikorupsi

Pendidikan antikorupsi harus dimulai sejak dini untuk membangun kesadaran dan integritas. Program pendidikan ini dapat mencakup : 

- Pembiasaan Integritas, yang mengajarkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin di lingkungan sekolah dan keluarga.

- Pembelajaran Hukum dan Etika, yang memberikan pemahaman tentang hukum yang berlaku dan pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari.

- Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat, yang mendorong orang tua dan masyarakat untuk terlibat dalam proses pendidikan antikorupsi.

2. Penguatan Penegakan Hukum

Penegakan hukum yang tegas dan konsisten sangat penting dalam pemberantasan korupsi. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi : 

- Pemberian Sanksi yang Tegas, dengan menindak pelaku korupsi tanpa pandang bulu untuk memberikan efek jera.

- Sistem Pembuktian Terbalik, dengan mengharuskan terdakwa untuk membuktikan bahwa mereka tidak melakukan korupsi, sehingga memperkuat upaya penegakan hukum.

3. Meningkatkan Transparansi

Transparansi dalam pengelolaan anggaran dan kebijakan publik adalah kunci untuk mencegah korupsi. Langkah-langkah yang dapat diambil meliputi :

- Akses Informasi Publik, yaitu membuka akses informasi terkait pengelolaan dana publik agar masyarakat dapat mengawasi penggunaan anggaran.

- Audit Berkala, yaitu melakukan audit secara rutin terhadap lembaga pemerintah untuk memastikan penggunaan anggaran yang sesuai.

4. Partisipasi Masyarakat

Masyarakat harus aktif berperan dalam pemberantasan korupsi dengan cara :

- Fungsi Kontrol Sosial, dengan mendorong masyarakat untuk melaporkan praktik korupsi dan melakukan pengawasan terhadap pemerintah.

- Kampanye Kesadaran, dengan mengadakan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya korupsi dan pentingnya integritas.

5. Pengembangan Budaya Antikorupsi

Membangun budaya antikorupsi di seluruh lapisan masyarakat sangat penting. Ini dapat dilakukan melalui :

- Keteladanan dengan menjadi contoh bagi generasi muda dengan menunjukkan perilaku yang jujur dan bertanggung jawab.

- Pendidikan Karakter dengan mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi dalam kurikulum pendidikan formal maupun informal.

KESIMPULAN

          Korupsi merupakan masalah serius yang memiliki dampak luas bagi masyarakat dan negara. Memahami definisi dan penyebabnya adalah langkah awal untuk merumuskan strategi efektif dalam pemberantasan korupsi. Upaya kolektif dari semua elemen masyarakat, termasuk pendidikan antikorupsi dan penegakan hukum yang tegas, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari praktik korupsi. Penyebab tersembunyi korupsi merupakan kombinasi dari faktor budaya, sistem, ekonomi, dan sosial yang saling terkait. Memahami penyebab ini sangat penting untuk merumuskan strategi efektif dalam memberantas korupsi dan membangun masyarakat yang lebih transparan dan akuntabel. Dan dampak korupsi bagi masyarakat sangat luas dan merusak berbagai aspek kehidupan. Untuk memerangi korupsi, diperlukan upaya bersama dari semua elemen masyarakat, termasuk pendidikan anti-korupsi, penegakan hukum yang tegas, serta transparansi dalam pengelolaan sumber daya publik. Pemberantasan korupsi memerlukan upaya kolaboratif dari semua elemen masyarakat, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat umum. Dengan mengimplementasikan strategi-strategi yang ada, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang bebas dari praktik korupsi dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

DAFTAR PUSTAKA 

Amalia, Susi. "Analisis Dampak Korupsi Pada Masyarakat (Studi Kasus Korupsi Pembangunan Shelter Tsunami Di Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang)." Indonesian Journal of Social and Political Sciences, vol. 3, no. 1, 2022, journal.epistemikpress.id/index.php/Epistemik/article/download/77/70. Accessed 23 Sept. 2024.

"Pentingnya Pendidikan Antikorupsi Di Perguruan Tinggi." Universitas Katolik Parahyangan, 6 Sept. 2021, unpar.ac.id/pentingnya-pendidikan-antikorupsi-di-perguruan-tinggi/.

Putra, Nandha Risky, and Rosa Linda. "IMPACT of SOCIAL CHANGE on SOCIETY from the CRIME of CORRUPTION." Integritas : Jurnal Antikorupsi, vol. 8, no. 1, 25 June 2022, pp. 13--24, jurnal.kpk.go.id/index.php/integritas/article/view/898/162, https://doi.org/10.32697/integritas.v8i1.898.

Satria, Hariman Satria. "Kebijakan Kriminal Pencegahan Korupsi Pelayanan Publik." Integritas : Jurnal Antikorupsi, vol. 6, no. 2, 2020, pp. 169--186, jurnal.kpk.go.id/index.php/integritas/article/view/660/110, https://doi.org/10.32697/integritas.v6i2.660. Accessed 4 Nov. 2022.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun