"Mbok, boba keju satu,"
"Nah yang itu buk..."
"Eh, kok" belum ia selesai berbicara, tangannya ditarik.
"Kalau mau ngomong itu diinget-inget dulu namanya, Ra. Nggak semua orang ngerti apa yang lo maksud." Lameira terdiam, begitulah kira-kira kalau sudah dinasehati.
"Iya, ngerti."
"Lah, kok gitu doang?" Ira beralih menghadap Kevan.
"Terus? Lo mau gue ngomong kalau gue itu bisa aja lupa lagi secara tiba-tiba dan nggak inget terus gue bilang hal yang mirip-mirip sama hal itu, yakan gue juga nggak tau kenapa gue lupa, kalau inget juga gue nggak ngajak ibuknya main teka teki gini. Puas?" Meira memasang wajah datarnya.
"Udah?" Kevan tersenyum tipis.
"Lo ngeselin tau nggak." Ia bersidekap tangan setelah mengucapkan kalimat itu.
Kevan memilih untuk mengambil pesanannya dan kembali duduk disamping Meira.
"Ayo balik." Ajak Kevan namun ia memutar bola matanya malas. Dan bangkit, meninggalkan Kevan dibelakangnya.