Mohon tunggu...
Cindy Citra Adelia Agustin
Cindy Citra Adelia Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Yogyakarta University of Technology

Hallo I'm Citra, I love cooking, baking and traveling of course 🤭 and yaaa I really really like nature 🌾

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Realisme, Neorealisme, Liberalisme, dan Neoliberalisme dalam Hubungan Internasional

13 Oktober 2024   23:51 Diperbarui: 14 Oktober 2024   03:49 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Liberalisme, sebagai salah satu aliran pemikiran utama dalam hubungan internasional, menawarkan pandangan yang optimis tentang dunia politik. Berbeda dengan realisme yang menekankan konflik dan persaingan, liberalisme percaya bahwa kerja sama dan institusi internasional dapat menciptakan tatanan dunia yang lebih damai dan adil. 

Liberalis percaya bahwa manusia pada dasarnya rasional dan mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dan bahwa negara-negara dapat bersatu untuk mengatasi tantangan global seperti kemiskinan, perubahan iklim, dan proliferasi senjata.

Tokoh tokoh pemikir liberalisme 

1. Immanuel Kant

Dalam karyanya "Perdamaian Abadi" (1795), berpendapat bahwa federasi negara-negara demokratis dapat menciptakan perdamaian dunia. Dia percaya bahwa negara-negara demokratis akan lebih cenderung untuk menyelesaikan konflik secara damai dan bekerja sama.

2. Woodrow Wilson

Presiden Amerika Serikat ini merupakan pendiri kuat Liga Bangsa-Bangsa, organisasi internasional yang dibentuk untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan internasional. Wilson percaya bahwa kerja sama internasional melalui organisasi internasional merupakan kunci untuk mencegah perang dan menciptakan tatanan dunia yang lebih adil.

3. John Maynard Keynes

Perdagangan bebas dan kerja sama ekonomi internasional merupakan kunci untuk menciptakan kemakmuran dan stabilitas global. Keynes percaya bahwa negara-negara dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan ekonomi global.

4. Robert Keohane

 "After Hegemony" (1984) bahwa institusi internasional memainkan peran penting dalam mempromosikan kerja sama internasional dan menciptakan tatanan dunia yang lebih stabil. Dia percaya bahwa institusi internasional dapat membantu negara-negara untuk menyelesaikan konflik, membangun kepercayaan, dan menciptakan norma-norma internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun