3. Egoisme
Realisme menekankan egoisme sebagai motif utama perilaku negara. Negara-negara selalu bertindak demi kepentingan nasional mereka sendiri, yang didefinisikan sebagai keamanan dan kelangsungan hidup negara. Moralitas dan etika, menurut realis, tidak relevan dalam hubungan internasional, karena negara-negara selalu bertindak berdasarkan kepentingan mereka sendiri.
4. Realpolitik
Prinsip realpolitik menekankan bahwa kebijakan luar negeri harus didasarkan pada realitas kekuatan dan kepentingan nasional, bukan pada moralitas atau ideologi. Â Realis berpendapat bahwa negara-negara harus pragmatis dan bersedia menggunakan segala cara, termasuk kekerasan, untuk mencapai tujuan nasional mereka.
Neorealisme: Struktur Sistem Internasional
Neorealisme, yang juga dikenal sebagai realisme struktural, muncul sebagai pengembangan dari realisme klasik pada pertengahan abad ke-20. Â Aliran ini bergeser dari fokus pada sifat manusia yang egois, seperti dalam realisme klasik, menuju penekanan pada peran struktur sistem internasional dalam membentuk perilaku negara. Â Neorealis percaya bahwa struktur sistem internasional, khususnya distribusi kekuatan, merupakan faktor utama yang menentukan bagaimana negara-negara bertindak, bukan sifat manusia yang egois.
Tokoh-tokoh pemikir neorealisme:
1. Kenneth Waltz
Waltz, seorang ahli hubungan internasional Amerika, merupakan tokoh kunci dalam pengembangan neorealisme. Dalam karyanya "Theory of International Politics" (1979), Waltz menekankan peran struktur sistem internasional dalam membentuk perilaku negara. Dia berpendapat bahwa anarki, yaitu ketiadaan otoritas pusat di tingkat internasional, merupakan faktor utama yang menentukan perilaku negara.Â
Struktur sistem internasional, khususnya distribusi kekuatan, menentukan bagaimana negara-negara berinteraksi satu sama lain. Waltz berpendapat bahwa negara-negara, meskipun memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda, akan selalu berusaha untuk bertahan hidup dalam sistem internasional yang anarkis.