Hasil regresi dengan menggunakan analisis OLS didapatkan beberapa temuan yang menggambarkan hubungan antara JUB, E-money, dan BI Rate terhadap inflasi di Indonesia. Hasil analisis kuantitatif yang digunakan dalam menjawab pertanyaan empiris menggunakan metode OLS menunjukan secara simultanÂ
ketiga variabel bebas ini mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Hasil uji simultan dapat dilihat dari pengujian probabilitas F-statistik dengan metode OLS yang nilainya lebih kecil daripada tingkat signifikansi alfa 0.05. Begitupun secara parsial nilai probabilitas t-statistik ketiga variabel bebas menunjukkan hasil yang berbeda dengan nilai semuanya lebih kecil daripada signifikansi alfa 0.05.
Hasil estimasi dengan menggunakan metode OLS menghasilkan data yang menunjukkan bahwa secara parsial variabel Jumlah Uang Beredar (JUB) di Indonesia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap inflasi. Berpengaruh negatif ini artinya hasil uji yang dilakukan tidak sesuai teori yang ada.Â
Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan JUB yang digunakan, dimana dalam teori klasik JUB yang dimaksudkan adalah M1. Dimana M1 merupakan arti sempit dari JUB yang dipegang masyarakat dan terdiri atas uang kertas dan uang logam (uang kartal) ditambah uang giral. Sedangkan pada kenyataannya JUBÂ
yang ada dikelompokkan menjadi beberapa jenis, diantaranya M1 merupakan uang yang dipegang masyarakat, M2 yakni uang beredar dalam artian secara luas terdiri dari M1 dan uang kuasi (tabungan dan deposito berjangka) pada bank umum, serta M3 merupakan total jumlah M2, tabungan, serta deposito berjangka pada lembaga-lembaga tabungan non-bank. Sementara itu JUB yang digunakan dalam penelitian adalah M2.
Hasil yang diperoleh ini, berbeda dengan keadaan seharusnya yang dimana JUB selalu mempengaruhi inflasi. Pada penelitian ini JUB di tahun 2015-2020 berpengaruh negatif disebabkan karena adanya dampak dari wabah covid 19 yang terjadi pada tahun 2019-2020 yang menyebabkan JUB pada tahun 2015-2021Â
tidak mempengaruhi inflasi, sehingga dapat simpulkan walaupun berpengaruh negatif tetapi signifikansi terhadap inflasi ini menyatakan semakin tinggi jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka akan semakin menurun tingkat inflasi yang terjadi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Paramaisela, 2020)Â
yang memaparkan bahwa JUB mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap inflasi di Indonesia tahun 2015 – 2020. Dimana semakin tinggi jumlah uang beredar di masyarakat, maka akan menurunkan tingkat inflasi.
E-money memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Hal ini disebabkan dari perkembangan zaman yang semakin modern membuat banyak masyarakat Indonesia mengenal dengan pembaharuan transaksi yang efisien ini, sehingga penggunaan e-money dapat dikatakan cukup maksimal dibandingkan dengan menggunakan uang tunai untuk sekarang ini.Â
Kini, dengan adanya kebijakan yang ditetapkan dengan kesesuaian perbankan dan JUB membuat e-money dapat berpengaruh terhadap inflasi. Ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan kontrol terhadap inflasi dimana pemerintah telah menggunakan penggunaan uang elektronik sebagai pengganti dari penggunaan uang secara tunai, saat ini yang diharapkanÂ
mampu mengontrol laju tingkat inflasi yang tinggi. Setelah diteliti lebih lanjut ternyata kontrol terhadap inflasi tidak hanya dapat menggunakan 1 kebijakan saja namun perlunya kebijakan lain yang ditetapkan, seperti pembatasan penggunaan uang tunai serta mempermudah masyarakat dalam memperoleh uang elektronik. Hasil dari penelitian iniÂ