Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Berduka Luka

4 September 2023   00:06 Diperbarui: 8 September 2023   20:32 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Juga saat Dru sangat sadar bahwa sebagai perempuan yang dibesarkan dengan penuh adab oleh Bapak, tak patut rasanya untuk terus mengemis atau mungkin menjadi maling meski hati berkata bahwa ini adalah milikku.

Malam itu bulan tidak berpihak pada Dru.

Mendung tidak. Namun air mata tak kunjung berhenti mengalir begitu derasnya

Tissue yang seharusnya Dru gunakan untuk bersihkan luka Metta, malah dia habiskan untuk ingus yang terus keluar deras sama seperti air matanya.

"Ko kamu sesedih itu sih Dru?"

"Yak karena kau temanku Met"

Dru tatap Metta dengan dalam.

Darah segar kembali mengalir pelan dari pelipis Metta.

Senyum cantik Metta masih saja terlihat di balik luka yang hingga detik ini belum berkenan Metta sampaikan.

Dru sendiri bingung.

Malam itu saat Bram dihapus dari ingatan Dru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun