Bram tidak ada kabar berita. Juga  tidak ada sedikitpun firasat yang Dru tunggu untuk setidaknya membantu Dru mengambil sikap.
Pikiran Negatif Dru tentang Bram terlalu jauh.
Dru yang pernah terlalu benci dengan laki-laki.
Dru yang pernah hampir saja mati karena ingin menyelamatkan masa depannya.
Dru yang ternyata tak juga diberikan mimpi yang indah saat semua keputusan dalam hidupnya Dru ikhlaskan.
Dru sibuk mencari dosa.
Dru ingat-ingat manusia mana lagi yang Dru pernah sakiti hingga pada akhirnya dari sejak Dru mengenal sosok laki-laki, nyaris tak kunjung pernah dapatkan cinta tulus yang Dru impikan dari sejak Dru mengenal cerita Cinderella atau tentang wanita cantik dan sang pangeran atau mungkin tentang semua dongeng-dongeng perempuan beruntung yang nyaris sempurna diratukan oleh pasangnya.
Yang Dru pahami adalah bahwa Dru bukanlah seorang ratu.
Bahkan saat pernah melalui hari yang disinyalir oleh beberapa orang adalah fase terindah untuk seorang wanita dewasa, Dru nyaris tak mendapatkannya.
Dru pernah menangis di balik dentuman petir.
Kala itu doa Dru hanya satu. Selamatkan aku hari ini Tuhan. Aku takut untuk melangkah, takut untuk sekadar membuka mata bahkan untuk menyadari bahwa menjadi nyonya ternyata tak sebaik yang Dru impikan.