"Jadi belanjaan Ibu semuanya berjumlah Rp 470.000. Tunai atau dengan kartu kredit, Bu?" tanya kasir. Mama agak gelagapan. Sialan! Melamun lagi, runtuknya. Lamunan dan kritik sosial dalam hatinya mendadak buyar.
"Eh, tunai saja, deh," kata Mama sambil menyerahkan 5 lembar uang bergambar dua orang proklamator kita.
"Ini kembaliannya, Bu. Terima kasih," kasir menyodorkan uang kembaliannya. Mama mengangguk, lalu berjalan keluar ke tempat parkir sambil mendorong troli yang penuh barang belanjaan.
+++
Bib sedang sibuk membersihkan lantai. Dia bergerak maju mundur, kadang bermanuver dengan lincah untuk menghindari kaki-kaki meja atau sofa. Semua gerakan itu dilakukannya sambil memutar badannya 360 atau kadang hanya 90. Dari bawah meja makan, si Gemboel memperhatikan tingkah polah Bib dengan malas, cuek-cuek anjing. Tidak seperti ketika Bib pertama kali tiba untuk menjadi "anggota keluarga" Ceria yang terbaru, saat itu Gemboel bersikap amat curiga dan bermusuhan. Ketika Papa mengeluarkan Bib dari kardusnya, lalu menekan tombol On untuk mendemontrasikan kehebatan Bib dihadapan Mama, Jomblo, dan May-may, Gemboel langsung menyalak galak dan melesat mengejar Bib yang bergerak gesit membersihkan lantai. Untung saja Jomblo sigap menangkap Gemboel. Kalau tidak, bisa dipastikan Gemboel tak segan-segan menggigit Bib.
Bib adalah Robotic Vacuum Cleaner generasi terbaru yang Papa belikan sebagai hadiah ultah buat Mama. Kemampuannya sungguh bikin kagum. Bib bisa membersihnya lantai hingga nyaris ke seluruh sudut-sudut ruang. Dan begitu tugasnya selesai, Bib langsung masuk kembali ke dock-nya, dan secara otomatis mengisi ulang baterainya sendiri jika diperlukan. Selain itu, Bib bisa diprogram untuk secara otomatis membersihkan lantai pada waktu yang telah ditentukan. Dari sejak pertama Mama sudah jatuh sayang pada si robot ini. Mama sampai meminta Jomblo untuk mencarikan nama yang bagus. Jomblo ingat salah seorang teman SD-nya dulu yang dipanggil Bib, dan sepertinya nama itu cocok untuk seekor, eh, sebuah robot penyapu lantai.
Yah, bisa dimaklumi mengapa Mama sayang pada Bib. Karena sejak kehadirannya, pekerjaan menyapu lantai yang membosankan itu tidak lagi menjadi beban Mama. Sudah cukup lama keluarga Ceria tidak lagi memakai jasa pembantu, semenjak Mbak Ros berhenti karena harus mengikuti suaminya yang bertransmigrasi ke Kalimantan. Mbak Ros adalah pembantu setia yang telah bekerja di keluarga Ceria sejak masa remajanya
Sebenarnya Mama sempat mencari pembantu lain. Tapi setiap kalinya selalu saja tidak ada yang pernah bertahan lama. Rekor terawet adalah 1 tahun, yang tercepat: 2 hari kerja sudah kabur entah ke mana, sambil mengembat beberapa barang berharga pula!
Yah, memang sulit mencari pembantu setia di jaman kini. Tidak seperti pembantu-pembantu jadul yang penurut, bisa dipercaya, dan sederhana alias tidak macam-macam maunya, pembantu-pembantu generasi kiwari lebih penuntut, mudah "pindah ke lain hati" karena alasan gaji atau kenyamanan, dan sikapnya kadang seenak udelnya sendiri. Tidak bisa disalahkan juga, sih. Seperti kebanyakan generasi kini, mereka adalah produk-produk dari budaya serba instan yang amat miskin dalam mengajarkan arti kesabaran dan ketelatenan, serta kesederhanaan.
Jadi, semenjak Mbak Ros sang legenda yang tak tergantikan itu berhenti, keluarga Ceria memutuskan untuk mengurus rumah bersama-sama. Mama pandai mendelegasikan tugas-tugas rumah tangga kepada semua anggota keluarga lainnya. Dan untungnya Papa jenis pria yang mengerti pentingnya pembagian tugas dan keseimbangan peran dalam mengelola rumah tangga. Karena itu, meskipun Papa adalah pencari nafkah utama dalam keluarga, Papa tak malu mencuci piring bila memang gilirannya, atau kadang menyapu kebun belakang selain tentu saja menangani tugas-tugas rumah yang Pria Banget seperti mengganti keran air yang bocor atau membereskan bak cuci yang mampet. Â Â Â
 Â