Mohon tunggu...
Chuang Bali
Chuang Bali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang Biasa yang Bercita-cita Luar Biasa

Anggota klub JoJoBa (Jomblo-Jomblo Bahagia :D ) Pemilik toko daring serba ada Toko Ugahari di Tokopedia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Jomblo: Bukan (Kisah) Cinta Biasa #2

25 Juli 2022   22:02 Diperbarui: 25 Juli 2022   22:02 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Negara Kleptokrasi Republik Indonesia!"

Papa mendelik, sudah siap menyemprotkan kata-kata penuh omel, tapi kemudian dia tersadar. "Oh iya, haha...wah, gadis kecil Papa pinter juga, hahaha..."

"Siapa dulu dong Mamanya," dari dapur Mama menyelutuk tangkas.

"Salah! Siapa dulu dong Papanya," Papa tidak mau kalah. "Menurut penelitian, perkembangan anak gadis itu dipengaruhi oleh figur ayah. Kalau anak cowok baru dari figur ibu yang dominan. Nah bagianmu itu si Jomblo tuh...", kata Papa sambil memoyongkan bibirnya ke arah Jomblo. Jomblo jadi ingin ketawa. Mulut monyong Papa mengingatkannya pada mulut ikan Cucut yang pernah dilihatnya di pantai.  

"Penelitian apa, tuh? Ngawur kayaknya!" Mama menangkis dengan jurus kepala batunya yang sudah tersohor itu, warisan turun temurun dari leluhurnya. "Jangan-jangan itu cuma karanganmu saja."

"Eh, enak saja nuduh-nuduh aku ngarang!" Papa jadi ikut-ikutan ngotot. Wah gawat, nih, punya orangtua hobi debat seperti ini. Jomblo cepat-cepat mengirim sinyal SOS ke May-May. Tapi sialan! Gadis itu cuma mendongakkan kepalanya sebentar dari layar ponsel, lalu mengangkat bahu dengan ekspresi EGP. Terpaksa Jomblo harus mengambil langkah penyelamatan sendiri.

"Ehem, begini..." Jomblo berdehem, sengaja dengan suara dikeras-keraskan laksana bijaksanawan yang hendak mengucapkan suatu sabda. Akibatnya, dua "oknum" siap perang itu menolehkan pandangan galak mereka ke Jomblo. Ngeri! Sudah terlanjur. Maju kena mundur pun setali tiga uang.  

"Saya rasa Papa dan Mama sama-sama punya andil sehingga bisa punya anak secerdas dan secantik May-May."

Mendadak di sisi meja ada yang terlihat kepalanya tambah besar dan hidungnya kembang kempis sampai berbunyi bang-pis-bang-pis segala. Ponsel yang sedari tadi dimainkannya bahkan ditinggalkannya sebentar untuk menikmati momen pujian seperti itu. Sambil merem melek, pula. Alamak! Segitunya, lebay amat!

"Menurut teori, kecerdasan anak bawaan dari pihak ibu," kata Jomblo melanjutkan. Mama tersenyum cerah dengan ekspresi "apa gua bilang".

"Jadi jika ibu cerdas, kemungkinan besar anak-anaknya pun cerdas.Tapi modal genetik seperti itu baru separuh saja dari seluruh potensi kecerdasan. Lingkungan pengasuhan juga mempengaruhi, dan dalam hal ini peran ayah sangat menentukan." Sekarang giliran Papa yang berseri-seri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun