"Lang, punyaku tuh."
"Laper berat nih. Dari pada ditinggal ngobrol mending kumakan dulu. Nanti sotoku buatmu."
"Kebiasaanmu itu lho. Hobi kok nyerobot makanan orang. Aku juga udah lapar berat. Ini juga mau makan, sebelum kamu ambil," protesku dengan menarik paksa mangkok yang dipegangi Elang dengan erat.Â
Aku mengerahkan segenap tenaga untuk merebut balik sotoku. Tenagaku kalah dengan Elang yang hanya menggunakan satu tangan.
"Jangan munafik. Tadi kan kamu mau kasih soto ke Fahmi yang katanya kelaparan berat. Berarti kamu nggak mau makan. Pas banget kalau kumakan." Elang menyuap soto dengan cepat.
"Tuh, sotoku sudah datang. Buruan makan, katanya lapar," tambahnya dengan nada yang nggak enak di telinga.
"Nyebelin," balasku.
"Biarin." Elang masih saja menjawab.
Rindu dan Hera berpandangan dengan penuh arti sambil tersenyum.
"Udah, Lok. Makan saja," bujuk Rindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H