"Ayo naik."
"Hah, apa?" tanyaku gelagapan.
"Naik." Elang menjentikkan jari ke dahiku.
"Sakit, Lang," protesku.
"Makanya jangan melamun."Â
"Kamu habis nganterin Winnie lagi?" tanyaku setelah melihat helm pink yang pernah kupakai.
"Buruan!" kata Elang dengan tidak sabar.
Duh boleh meluk Elang nggak ya, kan dia bawa motornya biasa-biasa saja. "Lang, pegangan boleh nggak?"
"Nggak usah pegangan. Udah nyampai."
"Hah, sudah sampai?" tanyaku keheranan. Aku pasti terpesona dengan punggung Elang hingga tidak memperhatikan jalan.
Elang membawaku menuju salah satu pusat perbelanjaan. Dia membelok ke time zone. Aku menarik tas hingga dia berhenti. "Mau ngapain di sini?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!