Mohon tunggu...
Sketsanol
Sketsanol Mohon Tunggu... Guru - Meraih kebebasan berkarya dan berekspresi tanpa batas.

Sketsanol tercipta dari sketsa-sketsa kehidupan yang diawali titik nol.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Binarti

7 Mei 2018   17:29 Diperbarui: 1 Juni 2020   21:09 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Chelseau  (Pinterest)

Lain halnya pula dibarisan mereka yang memiliki pikiran skeptis, sama sekali tak masuk akal hubungan Sugeng dan Binarti. Tak satu pun petunjuk untuk mengetahui keberadaan Binarti. Jejaknya tak berbekas. Mereka malah berpendapat, Sugeng sedang sakit jiwa. Binarti adalah sosok perempuan khayalanya. Seperti nyata baginya, padahal semuanya itu hanya khayalanya. 

Sugeng seorang lelaki yang belum punya kekasih di usianya yang sudah paruh abad. Jelas terlihat dari keseharianya yang selalu sendiri. Tetangganya pun bilang begitu, tak seorang pun gadis menyentuh lantai rumahnya.  Ia lelaki yang terobsesi dengan perempuan  'perfect' seperti bidadari. Banyak perempuan di lingkungan sekitar yang ingin berkenalan padanya tapi tak pernah digubrisnya. 

Alasanya banyak, yang kurang pinter, banyak jerawat, pendiam, cerewet, egois, kepo dan sampe perihal warna baju yang tidak cocok baginya. Bukti yang paling mendekat dengan kebenaran, dari seorang tetangga yang bernama Rohim. Pria yang sudah berkeluarga ini pernah melihat Sugeng berjalan sendiri saat maghrib sambil tertawa-tawa seolah ia berbicara dengan seseorang. Pada saat itu Rohim tak ambil pusing dengan perilaku aneh tetangganya itu. Setelah kedengaran berita Binarti, ia yakin Binarti adalah teman khayalanya. 

Pasukan lelaki yang bersikap skeptis datang ke rumah Sugeng dengan tujuan memberi solusi dan nasehat agar Sugeng selalu berpikiran jernih. "Berkhayal mendapat seorang gadis cantik jelita itu tak sehat, lebih baik Sugeng segera mendapatkan pengganti Binarti agar Sugeng bisa masuk ke dunia nyata," ucap seorang lelaki yang membuka dialog pada sore itu. Tampak sosok lelaki yang berwibawa terpancar dari sorot matanya. Dia adalah pak RT yang bijaksana. Sugeng tak menjawab tatapan matanya kosong. 

Keadaanya sungguh mengkhwatirkan. "Adakah saudara dekat sampean tinggal di daerah ini?" tanya lelaki yang turut prihatin akan keadaan Sugeng. Sugeng masih tak menjawab, wajahnya layu penampilanya lusuh. "Terkadang tetangga datang beri ia makan, pak. Karena ia bisa tidak makan sampai 2 hari dan tidak mandi selama seminggu" ucap seorang lelaki yang sudah tua perawakanya. 

Mereka semua terdiam, dan akhirnya lelaki yang berwibawa itu angkat bicara, "Kita harus menemukan saudaranya untuk mengurusnya. Jadi dimohon untuk bapak-bapak yang ada disini mari kita bantu Sugeng, untuk mencari saudaranya mungkin  bisa kita cari tahu dari rekan kerjanya atau teman-temanya". Semua yang ada disitu langsung setuju,  akhirnya mereka permisi pulang seraya memberikan kata-kata semangat pada Sugeng dengan harapan esok hari akan ada perubahan bagi dirinya. Sungguh beruntung Sugeng  punya tetangga yang perhatian terhadap dirinya.

Jauh dari tempat Sugeng, di suatu tempat yang jauh dari keramaian. Lebih tepatnya tempat di sudut kota yang penghuninya hanya dihuni dua puluh kepala keluarga. Soseorang perempuan duduk sendirian di teras sebuah rumah kecil, rambutnya yang lurus panjang sebahu dibiarkan terurai. Perempuan dengan wajah sendu itu tampak muram, tatapan matanya kosong. 

Sudah sebulan lebih ia begitu, padahal sebelumnya ia gadis ceria. Ia tinggal bersama adiknya, kedua orangtuanya sudah meninggal sejak 2 tahun yang lalu. Mereka berdua bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup. Ia beruntung punya adik yang bekerja di bank swasta dekat rumahnya. Berkat adiknya keuangan mereka tak pernah krisis. Pengorbananya untuk menyekolahkan adiknya agar mendapat gelar sarjana tak sia-sia. Ia hanya tamatan SMA yang bekerja menjadi SPG di salah satu Mall terbesar di kota itu.

Seorang perempuan muncul dari pintu depan rumah sambil membawa piring yang berisi makanan. Perempuan itu adiknya, Binarti. Ia duduk disebelah kakaknya, "makan yuk kak Mar," ucap Binarti sambil menyentuh tanganya. Marina tersentak dari lamunanya, ia melirik ke arah Binarti. Lalu Binarti menyuap Marina sedikit demi sedikit dan akhirnya habis. Binarti takjub dan puas karena baru kali ini kakaknya menghabiskan makananya.  Biasanya Marina makan hanya beberapa suap setelah itu ia kembali duduk diam disinggasananya. Seyum Binarti melebar melihat Marina meskipun masih tak banyak bicara seperti dulu, ia cukup bahagia ada perubahan dari Marina.

"Aku senang hari ini, kak Mar" ucap Binarti langsung memeluk Marina yang masih duduk diam dengan sinar matanya yang redup. Binarti yakin suatu hari nanti kakaknya pasti kembali seperti dulu. Butuh waktu menghapus semua kenangan bersama pria yang dicintainya. Pria itu telah pergi meninggalkan Marina tanpa alasan yang jelas. Marina patah hatis dengan pria itu, ada apa denganya? Kenapa tak pernah lagi ia mucul di tempat kerjaan untuk makan malam bersama. Memang kata cinta tak pernah mereka ucapkan apalagi saling kirim  kata-kata puitis cinta. 

Awal pertemuanya dengan lelaki itu di tempat kerjanya. Sebagai SPG di salah satu showroom mobil, Marina banyak kenal dengan pria.  Tapi pria yang buatnya jatuh hati adalah dia yang suatu hari tampak bingung  melihat-lihat mobil yang dipajang untuk dijual. Perawakanya dewasa dalam bertutur kata ramah dan sopan, sejak perkenalan itu ia sering mampir ke tempat kerja Marina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun