Mohon tunggu...
Sketsanol
Sketsanol Mohon Tunggu... Guru - Meraih kebebasan berkarya dan berekspresi tanpa batas.

Sketsanol tercipta dari sketsa-sketsa kehidupan yang diawali titik nol.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Binarti

7 Mei 2018   17:29 Diperbarui: 1 Juni 2020   21:09 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Chelseau  (Pinterest)

Sejak ia menyatakan cinta pada Binarti, wanita itu tak pernah muncul di persimpangan jalan depan rumahnya.  Pertama kali Sugeng bertemu dengan Binarti saat ia keluar dari rumah hendak ke warung Ngatinah.  

Saat itu wanita berambut lurus panjang sepinggang berjalan dengan santai melewati dirinya. Sugeng langsung jatuh hati ketika wanita itu tersenyum kecil melihat dirinya berdiri mematung. Ia terus memperhatikan wanita itu sampai hilang dari pandangan. Pertemuan singkat itu ternyata Sugeng jadi penasaran, esok hari ia  menunggu Binarti di persimpangan jalan depan rumah pada jam yang sama. 

Benar dugaan Sugeng, tak berapa lama tepatnya pukul 18.00 wanita yang ditunggu-tunggu muncul dibalik pohon  besar yang tumbuh di pinggir jalan kemudian ia menyeberang ke arah posisi Sugeng berdiri. Jantung Sugeng berdetak tak beraturan, hidungnya kembang kempis, dan bibirnya terasa kaku untuk menyapa. Badan kurus tinggi semampai milik wanita cantik itu semakin jelas terlihat, Sugeng mengumpulkan keberanian dan tekad untuk menyapa wanita pujaanya.

"Haiiii...." sapa Sugeng ketika wanita itu berjalan melewati dirinya.  Tak sampai 5 langkah dari posisi berdiri Sugeng, wanita itu menghentikan langkahnya. Lalu berbalik melihat ke arah Sugeng yang berdiri menatapnya dengan heran.  Mereka saling pandang. Tak ada senyuman yang ada secuil tanya dihati mereka. Wanita cantik dengan kemeja bewarna merah polos dipadu rok hitam ketat membuat dirinya tampil menawan. 

Elegan. Sugeng gemetaran ketika ia datang mendekat  tercium aroma parfum entah apalah mereknya, yang pasti terasa lembut menyentuh indera penciuman Sugeng. "Binarti" ucapnya lembut sembari menyodorkan tanganya dengan cepat Sugeng menyambut tanganya. 

Terasa hangat genggaman tangan wanita itu ditangan Sugeng rasanya tak ingin dilepas tapi Binarti duluan yang melepaskan tangan dari genggamannya.  Kemudian mereka  larut bercerita tentang kegiatan masing-masing, gelak tawa terkadang tak luput disela-sela obrolan. 

Sugeng pun mengajak Binarti makan malam esok hari disebuah tempat, tanpa pikir panjang Binarti langsung setuju. Mereka pun berpisah ketika Binarti melirik jam tangan menunjukkan pukul 20.30. Sugeng menawarkan dirinya untuk mengantar Binarti tapi ia menolak karena tak ingin merepotkan. Binarti melangkah pergi meski jauh dilubuk hati terdalam, Sugeng tak ingin berpisah. 

Wanita itu pun pergi hilang ditelan gelap malam. Malam itu pun Sugeng tertidur pulas dipeluknya erat bantal yang selalu setia menemani malamnya yang dingin dan sepi.

Keesokan hari Sugeng tak sabar menanti Binarti. Ia gelisah memilih pakaian apa yang cocok, semua pakaian dilemari keluar satu persatu. Ia ingin tampil menjadi pria yang pantas bagi Binarti. 

Akhirnya pilihannya jatuh pada kemeja warna merah marun, seperti warna baju Binarti kemaren. Pasti warna favoritnya warna merah Sugeng berkata dalam hati. Hampir setengah hari ia mempersiapkan untuk kencan pertama, pakaian, kado, menu makanan apa yang akan dipesan, dan  kata-kata romantis juga sudah dipersiapkan.  Pengeluaran keuanganya bulan ini pasti cukup banyak tapi belum sampai pada tahap krisis. 

Jika ia mengalami krisis keuangan maka hutang akan menumpuk, bisa jadi  korupsi di tempat kerjanya. Tapi Sugeng seorang lelaki yang telaten nan bijak dalam soal keuangan. Korupsi tak akan ia lakoni. Dia pria yang bermoral dan selalu berpikir rasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun