Edan benar kalau melakukan tes berbiaya mahal dengan menggunakan sampel beberapa hari yang lalu (bukan sampel real time)
Bisa saja seseorang itu tadinya negatif. Lalu ia ketemu dengan selingkuhannya (seorang carrier)
Dua hari kemudian ia positif! Tapi karena sampel tes yang dipakai adalah swab mukus 3 hari lalu, maka otomatis hasilnya akan negatif.
Lalu seseorang tadi rendesvouz dengan selingkuhan lainnya, seorang ibu genit beranak delapan, penjual gorengan yang laris manis. Akhirnya satu kecamatan positif!
Sebagai seorang mantan wartawan, Pemimpin Redaksi dan juga sekaligus konglomerat media, Dahlan Iskan seharusnya sadar betul akan konten yang ditulisnya itu. Bukankah sebaiknya Dahlan Iskan melakukan penelitian mendalam sebelum menulis idenya tersebut?
Tidakkah ide Pool test Covid-19 ala Hafidz ini "terlalu berat" untuk dituliskan pada laman www.disway.id?
Sebagai seorang veteran yang baru kembali menulis setelah lama bertapa, konten disway sebaiknya cukup yang ringan-ringan saja tetapi tetap up-todate.
Apalagi Dahlan Iskan itu punya gaya menulis yang spesifik dan keren, walaupun terkadang sedikit usil. Gaya penulisannya itulah yang digandrungi orang. Terkadang "tidak penting apa yang ingin anda tulis, tetapi bagaimana cara anda menuliskannya." Dan Dahlan Iskan memiliki konsep itu.
Akan tetapi di sini kita membicarakan Covid-19, dan ini merupakan masalah global. Sebuah pandemi. Jadi kita harus sangat berhati-hati agar tidak tersesat dan menyesatkan banyak orang.
***
Tidak ada gading yang tak retak dan tidak ada pula gundul yang tak botak!