Walaupun tersamar, tetapi tujuannya jelas terbaca. Yaitu untuk memojokkan Penguasa Istana yang dituduhkan kelompok tertentu sebagai anak seorang PKI.
Akhirnya PKI (Pemegang Kekuasaan Indonesia) sejati pun benar-benar bertindak. GN kemudian lengser keprabon sebelum waktunya. Ibarat bunga, GN langsung layu sebelum berkembang, dan sejarah kemudian melupakannya.
Masih adakah yang mengingat nama beliau ini? Rasanya tidak.
Sayapun baru mengingat beliau ini, justru ketika ia bersama Rocky Gerung kemudian gagal menjadi "menteri ecek-eceknya PS..."
Kembali ke topik, tentu saja PS sudah belajar banyak dari sejarah kekuasaan yang selalu berulang.
Walaupun kini PS tidak disukai oleh 68,44 juta jiwa pendukungnya dulu, namun kini PS didukung oleh 85,03 juta orang yang belajar untuk menyukainya.
Artinya dalam rumus hitungan sempoa sederhana, PS ini masih hoki. 85,03 juta ternyata lebih banyak dari 68,44 juta!
Bermodalkan 85,03 juta suara, Jokowi bisa menjadi presiden pada 2019. Dengan logika yang sama, pada 2024 nanti PS pun akan bisa melakukannya juga....
Wallahu a'lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H