68,44 juta orang plus Surya Paloh dan kawan-kawan kemudian terkedjoet! 68,44 juta jiwa kemudian nyaris setrok karena Paduka Baginda 02 memilih turun kelas dari seorang Capres (Calon Presdien) menjadi seorang Pempers (Pembantu Peresiden).
SP (Surya Paloh) dan kawan-kawan kemudian merajuk. Masuknya PS dan kawan-kawan ini jelas akan mengurangi jatah menteri yang tersedia. Padahal Koalisi ini sudah berjuang sejak dari awal untuk membantu Jokowi. Sementara PS ini justru adalah seteru abadi yang kemudian ujug-ujug minta jatah menteri. "Duh, sakitnya tuh disini...."
Tampaknya SP akan memilih keluar dari koalisi, untuk kemudian menjadi oposisi pemerintah.
Inilah memang dunia politik. Tidak ada musuh abadi maupun teman abadi, sebab yang abadi itu hanyalah kepentingan semata.
Tadinya SP adalah teman Jokowi, sedangkan PS adalah seteru. Namun kini PS menjadi teman, sedangkan SP malah memilih menjadi seteru! Artinya PS dan SP ini akan bertukar tempat dalam pemerintahan Jokowi.
Politik itu memang seperti sarung Pakde. "Kaki bisa jadi kepala, kepala bisa jadi kaki"
***
Politik itu memang cair dan dinamis, persis seperti cairan yang selalu mengalir mengikuti gaya gravitasi (kekuasaan) sebab dimana ada kekuasaan maka cairan (politisi) pun pasti akan mengikutinya.
Saya akan mecoba mengamati dan menganalisa lewat kacamata burem seorang K'ers abal-abal terhadap fenomena politik yang terjadi saat ini, dari kedua pribadi berpengaruh tersebut.
Pertama, Jokowi
Setelah berhasil menaklukkan PS pada ajang Pilpres kemarin, Jokowi hakul yakin kalau PS ini akan berubah menjadi "anak manis," karena pada dasarnya PS ini adalah "anak yang baik budi."