Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kala Mantan Capres Memilih Menjadi Pempres

22 Oktober 2019   15:40 Diperbarui: 22 Oktober 2019   15:57 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun tersamar, tetapi tujuannya jelas terbaca. Yaitu untuk memojokkan Penguasa Istana yang dituduhkan kelompok tertentu sebagai anak seorang PKI.

Akhirnya PKI (Pemegang Kekuasaan Indonesia) sejati pun benar-benar bertindak. GN kemudian lengser keprabon sebelum waktunya. Ibarat bunga, GN langsung layu sebelum berkembang, dan sejarah kemudian melupakannya.

Masih adakah yang mengingat nama beliau ini? Rasanya tidak.

Sayapun baru mengingat beliau ini, justru ketika ia bersama Rocky Gerung kemudian gagal menjadi "menteri ecek-eceknya PS..."

Kembali ke topik, tentu saja PS sudah belajar banyak dari sejarah kekuasaan yang selalu berulang.

Walaupun kini PS tidak disukai oleh 68,44 juta jiwa pendukungnya dulu, namun kini PS didukung oleh 85,03 juta orang yang belajar untuk menyukainya.

Artinya dalam rumus hitungan sempoa sederhana, PS ini masih hoki. 85,03 juta ternyata lebih banyak dari 68,44 juta!

Bermodalkan 85,03 juta suara, Jokowi bisa menjadi presiden pada 2019. Dengan logika yang sama, pada 2024 nanti PS pun akan bisa melakukannya juga....

Wallahu a'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun