"Nah, ini dia rumahku. Ayo masuk!"
Setelah menempuh beberapa menit melewati hutan pinus, akhirnya Noah tiba dirumah kayu milik gadis itu. Rumah kecil sederhana dengan kandang domba di sebelahnya.
Saat memasuki rumah itu, Noah harus sedikit menunduk karena atap rumah yang terlalu rendah bagi tubuh tingginya.
"Ibu!! Luna pulang!"
Setelah meletakkan busur panahnya dan melepaskan jubah maroonnya, gadis itu sedikit berteriak memanggil sang ibu yang sedang memasak di dapur.
Deg!
"Luna? Kenapa nama itu sama? Apakah?", ucap Noah dalam hati bertanya-tanya.
Belum sempat menghilangkan pertanyaan di kepalanya itu, Noah kembali dikejutkan dengan kemunculan ibunya Luna.
Sosok itu, sosok yang membuat dia benci kepada perempuan.
"Ibu...", lirihnya tanpa sadar.
Mata Noah berkaca-kaca, rasanya ia ingin memeluk wanita dihadapannya itu. Sudah 10 tahun ia tidak pernah bertemu dengan sang ibu.