Contoh Kontrol: Â
- Larangan permen karet dan denda besar untuk pelanggaran kebersihan publik.
2. China
Kontrol sosial terpusat dan pengawasan teknologi, negara sebutan Tiongkok ini memiliki kontrol sosial yang sangat ketat, dengan pemerintahan otoriter yang menggunakan teknologi canggih.
Jenis Kontrol: Otoritarianisme dan Negara Pengawasan (Surveillance State).
 - Pemerintah mengawasi perilaku warganya melalui kamera pengawas (CCTV), pengawasan internet, dan Social Credit System yang memberi peringkat pada perilaku warga. Â
 - Informasi media dan internet sangat dikendalikan oleh negara.
Tujuan: Menjaga stabilitas politik dan sosial, serta memastikan kepatuhan terhadap kebijakan negara.Â
Contoh Kontrol: Â
- Social Credit System, di mana warga diberi skor berdasarkan perilaku mereka, seperti membayar utang tepat waktu atau menaati aturan lalu lintas.
3. Jepang
Jepang memiliki sistem kontrol sosial yang kuat, tetapi lebih mengutamakan nilai budaya, etika, dan norma sosial daripada penegakan hukum formal atau pengawasan teknologi. Sistem ini dikenal sebagai salah satu yang paling efektif dalam menjaga ketertiban masyarakat.
Jenis Kontrol: Kolektivisme dan Shame Culture (Budaya Rasa Malu)
- Kontrol sosial di Jepang berakar pada kolektivisme, di mana kepentingan kelompok atau komunitas lebih diutamakan dibandingkan kepentingan individu.
- Budaya rasa malu (shame culture) memainkan peran utama. Individu menjaga perilakunya agar tidak mempermalukan diri sendiri, keluarga, atau kelompok sosialnya.
- Pengawasan terjadi secara informal melalui tekanan sosial dari keluarga, teman, atau komunitas, bukan melalui pengawasan teknologi seperti di Tiongkok.
Tujuan: Menjaga Harmoni Sosial dan Stabilitas Komunitas
- kontrol sosial di Jepang adalah menciptakan harmoni sosial (wa) dan mempertahankan stabilitas di lingkungan keluarga, tempat kerja, dan masyarakat.
- Sistem ini menanamkan tanggung jawab sosial sejak usia dini melalui pendidikan dan nilai-nilai budaya.