Mohon tunggu...
Chaterine paulina
Chaterine paulina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

☺️

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Orangtua dalam MBS di Kelas IV SDN 6 Muara Ciujung Timur

2 Desember 2024   18:19 Diperbarui: 2 Desember 2024   18:29 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara keseluruhan, keterlibatan orang tua dalam pengambilan keputusan di kelas IV SDN 6 Muara Ciujung Timur memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pembelajaran dan perkembangan peserta didik. Melalui dukungan dan partisipasi orang tua, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih baik, merasa lebih dihargai, dan berkembang secara holistik, baik dalam aspek akademik maupun sosial.

Tantangan dalam Melibatkan Orang Tua dalam Pengambilan Keputusan di Kelas IV SDN 6 Muara Ciujung Timur

Melibatkan orang tua dalam pengambilan keputusan di sekolah, khususnya di kelas IV SDN 6 Muara Ciujung Timur, memang memiliki banyak manfaat, namun juga menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan waktu yang dimiliki oleh orang tua. Banyak orang tua yang bekerja penuh waktu, baik di luar rumah maupun dalam usaha mandiri, sehingga sulit bagi mereka untuk hadir dalam pertemuan atau rapat yang diadakan oleh sekolah. Hal ini sesuai dengan temuan dari Wijaya (2019), yang menyatakan bahwa kesibukan orang tua, terutama yang bekerja, menjadi penghalang besar bagi mereka untuk terlibat aktif dalam kegiatan sekolah anak.

Selain itu, tantangan lainnya adalah perbedaan pemahaman antara orang tua dan pihak sekolah terkait pentingnya keterlibatan dalam pengambilan keputusan. Beberapa orang tua mungkin merasa bahwa tugas mereka hanya sebatas mendukung anak-anak secara materi dan tidak melihat pentingnya keterlibatan mereka dalam perumusan kebijakan sekolah. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya informasi atau pemahaman tentang peran mereka dalam mendukung proses pendidikan. Suryani (2017) menjelaskan bahwa perbedaan pandangan ini sering kali disebabkan oleh kurangnya komunikasi yang efektif antara sekolah dan orang tua, yang pada akhirnya membuat orang tua enggan atau tidak tahu bagaimana cara mereka dapat berkontribusi secara maksimal.

Tantangan lainnya yang sering ditemui adalah adanya kesenjangan sosial dan ekonomi antara orang tua dan pihak sekolah. Dalam beberapa kasus, orang tua dari peserta didik mungkin merasa tidak memiliki sumber daya, baik dalam hal waktu, pengetahuan, maupun keterampilan, untuk berpartisipasi secara aktif dalam keputusan-keputusan sekolah. Kesenjangan ini, seperti yang dikemukakan oleh Setiawan (2018), dapat menyebabkan ketidaksetaraan dalam kesempatan orang tua untuk berperan serta dalam kegiatan sekolah. Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan yang ada di sekolah.

Selain itu, ada pula tantangan yang terkait dengan komunikasi yang kurang efektif antara pihak sekolah dan orang tua. Meskipun teknologi seperti grup WhatsApp komite kelas telah digunakan untuk memfasilitasi komunikasi, tidak semua orang tua merasa nyaman atau memiliki keterampilan yang cukup untuk menggunakan teknologi tersebut secara optimal. Dengan demikian, informasi yang disampaikan mungkin tidak sepenuhnya diterima atau dipahami dengan baik oleh semua orang tua. Sebagaimana diungkapkan oleh Rahmawati (2020), penggunaan teknologi komunikasi yang belum sepenuhnya merata dalam masyarakat dapat menjadi hambatan dalam membangun komunikasi yang efektif antara sekolah dan orang tua.

Terakhir, kurangnya rasa percaya diri dari sebagian orang tua untuk memberikan masukan atau pendapat dalam rapat atau pertemuan yang diadakan juga menjadi tantangan yang signifikan. Beberapa orang tua mungkin merasa bahwa pendapat mereka tidak akan dianggap penting atau tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang pendidikan. Hal ini bisa menghambat partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan. Seperti yang dijelaskan oleh Santosa (2018), ketidakpercayaan diri ini sering kali disebabkan oleh kurangnya kesempatan untuk berbicara atau ketidaknyamanan dalam forum yang diadakan oleh sekolah.

Secara keseluruhan, tantangan dalam melibatkan orang tua dalam pengambilan keputusan di kelas IV SDN 6 Muara Ciujung Timur melibatkan faktor waktu, perbedaan pemahaman, kesenjangan sosial-ekonomi, masalah komunikasi, dan kurangnya rasa percaya diri. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya lebih lanjut dari pihak sekolah untuk menciptakan ruang komunikasi yang lebih inklusif dan memastikan bahwa orang tua merasa dihargai serta diberi kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. Pihak sekolah juga perlu memberikan pemahaman lebih kepada orang tua mengenai pentingnya peran mereka dalam mendukung pendidikan anak, agar mereka dapat terlibat secara aktif dan efektif dalam pengambilan keputusan di sekolah.

Langkah-Langkah untuk Meningkatkan Keterlibatan Orang Tua dalam Pengambilan Keputusan di Kelas IV SDN 6 Muara Ciujung Timur

Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pengambilan keputusan di sekolah sangat penting untuk mendukung keberhasilan pendidikan anak-anak, khususnya di kelas IV SDN 6 Muara Ciujung Timur. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, beberapa langkah strategis dapat diambil oleh pihak sekolah dan guru untuk meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pengambilan keputusan yang lebih efektif dan inklusif.

Pertama, memperbaiki komunikasi antara sekolah dan orang tua. Salah satu langkah utama yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kualitas dan frekuensi komunikasi antara sekolah dan orang tua. Pihak sekolah dapat memanfaatkan teknologi yang sudah ada, seperti grup WhatsApp, untuk memastikan bahwa informasi yang berkaitan dengan keputusan kelas dapat disampaikan secara cepat dan jelas. Namun, untuk menjangkau orang tua yang tidak terbiasa dengan teknologi, pihak sekolah juga bisa menggunakan media komunikasi tradisional, seperti surat atau panggilan telepon, guna memastikan bahwa semua orang tua mendapatkan informasi yang diperlukan (Santosa, 2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun