Namun, seringkali, hal tersebut sengaja dijadikan alasan untuk sekadar meluangkan waktu 30 menit hingga 1 jam dari jadwal yang padat itu untuk berjalan kaki.
Berbagai strategi dan siasat sederhana bisa ditempuh untuk mulai memasukan jalan kaki sebagai bagian dari rutunitas.  Wendy Bumgardner  di laman www.verywellfit.com (23/5/2021) memberikan beberapa tip.
Mulai dengan memberikan waktu khusus untuk berjalan kaki dan menandainya di kalender yang ada di telepon genggam yang akan memberikan peringatan pada setiap waktu yang telah ditetapkan.
Bila tidak bisa dilakukan setiap hari, bisa memulai sekali dalam sepekan pada hari yang telah ditentukan.
Jalan kaki bisa dimasukan di sela-sela perjalanan ke kantor, sekolah, atau pasar. Alih-alih mengemudi, momen-momen tersebut bisa dipilih untuk memarkir kendaraan dan berjalan kaki.
Kedua, saya terlalu lelah untuk berjalan kaki.
Apakah berjalan kaki memang sungguh menguras energi? Apakah berjalan kaki lebih buruk dari berbaring di sofa, selonjoran di tempat tidur, atau berleha-leha di depan televisi?
Sebenarnya, efek yang ditimbulkan berjalan kaki justru sebaliknya. Banyak manfaat yang didapat. Untuk meninggalkan alasan klise dan mengada-ada itu berbagai tip bisa dipraktikkan.
Menjadikan jalan kaki sebagai rutinitas. Melakukannya secara rutin dan teratur, misalnya satu atau dua kali dalam seminggu kalau memang tak banyak waktu yang tersedia.
Lama kelamaan akan terbiasa, menjadi kebiasaan, dan gaya hidup. Bila sampai tidak melakukannya sekali saja, maka akan terasa ada yang kurang.
Tidak perlu membuat target tinggi, misalnya jarak yang harus ditempuh, waktu yang harus dihabiskan, dan kecepatan yang harus diambil. Fokus saja pada aktivitas tersebut. Just do it.Â