"Jangan pernah menangis!" Pesannya. Matanya terpejam dan tak pernah terbuka lagi.Â
Air mataku tak mampu tertahan. Aku menangis. Kugoncangnya tubuhnya.Â
Namun ia tetap tak bergerak. Orang-orang menatapku bingung. Aku tak mampu lagi berpikir. Yang aku tahu, dia meninggalkan ku bersama hujan. Hujan yang abadi. Hujan yang tak akan terhenti. Selamanya.
Dan pada akhirnya, aku sempurna di tinggalkan,
Bersama hujan yang abadi.
Di tempatku berpijak ini, hujan tak kan terhenti.
Dan dimanapun apu berada, jika aku menangis maka hujan akan turun.
Aku, gadis pemanggil hujan.
Yang kini kehilangan pangkalnya. Selamanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!