Mohon tunggu...
Ichaaa
Ichaaa Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar di MTsN Padang Panjang

Hanya berisi tulisan-tulisan sebagai pelampiasan hobi ketika gabut melanda.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hujan Abadi

27 Oktober 2022   20:51 Diperbarui: 12 November 2022   19:31 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan pernah menangis!" Pesannya. Matanya terpejam dan tak pernah terbuka lagi. 

Air mataku tak mampu tertahan. Aku menangis. Kugoncangnya tubuhnya. 

Namun ia tetap tak bergerak. Orang-orang menatapku bingung. Aku tak mampu lagi berpikir. Yang aku tahu, dia meninggalkan ku bersama hujan. Hujan yang abadi. Hujan yang tak akan terhenti. Selamanya.

Dan pada akhirnya, aku sempurna di tinggalkan,

Bersama hujan yang abadi.

Di tempatku berpijak ini, hujan tak kan terhenti.

Dan dimanapun apu berada, jika aku menangis maka hujan akan turun.

Aku, gadis pemanggil hujan.

Yang kini kehilangan pangkalnya. Selamanya.



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun