Mohon tunggu...
Ichaaa
Ichaaa Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar di MTsN Padang Panjang

Hanya berisi tulisan-tulisan sebagai pelampiasan hobi ketika gabut melanda.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hujan Abadi

27 Oktober 2022   20:51 Diperbarui: 12 November 2022   19:31 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                  #####

Aku tidak pernah memikirkannya. Namun, saat hujan turun, aku selalu teringat padanya aku berharap dia akan datang. Lantas, aku akan memintanya menghentikan hujan lagi.

Harapan tinggallah harapan. Tak pernah lagi aku melihat batang hidungnya. Ia seperti hilang di telan bumi.

Persis seperti yang ia katakan saat pertama kali bertemu. Aku membutuhkannya! Aku resah takala hujan menghampiri.

                                   #####

Gerimis menghampiri langkah kakiku. Aku tergesa ingin segera sampai di kantor tempat aku bekerja.

Namun, di persimpangan jalan kudapati kerumunan orang. Aku mendekat, mencari tahu apa yang terjadi.

Mataku terpaku pada sosok yang tergeletak di tengah kerumunan. Kilau merah merah menutupi sebagian wajahnya.

Tulangku serasa lepas dari tempat melekatnya. Tubuhku menatap tak percaya pada sosok itu. 

Aku tentu mengenali wajah itu. 

Dia, laki-laki penghenti hujan. Aku jatuh terduduk di samping tubuhnya. Matanya setia terbuka, menatapku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun