Sewaktu usaha perdagangan Tjiptadinata semakin maju, Roselina berhenti mengajar untuk membantu suami di perusahaan milik sendiri bernama  CV Tunas Sari. Menjabat sebagai komisaris merangkap bendahara perusahaan
CV Tunas Sari berkantor di jalan Niaga depan Polsek Pondok. Sekaligus di sana menyewa sebuah gudang untuk penampungan barang-barang yang akan dijual belikan.
Awal mula terbentuknya CV Tunas Sari ketika suatu waktu Tjiptadinata berbicara kepada Samsuar. Apakah Samsuar mau membantu Tjiptadinata yang ingin mendirikan perusahaan sendiri, tapi mereka tetap bisa bekerja sama.
Jawaban Samsuar diluar dugaan," Ya ,memang sudah waktunya untuk bisa ekspor sendiri. Kamu jadi eksportir! Pengalamanmu sudah cukup."Â
Seperti mimpi, kehidupan rumah tangga Tjiptadinata berubah dengan sangat cepat. Beberapa tahun lalu masih menjadi buruh pabrik karet di Patumbak, kini menjadi seorang direktur perusahaan ekspor.
Perusahaan CV Tunas Sari milik Tjiptadinata mengekspor kopi, pinang, kulit manis, gambir, cardamon, damar batu, cengkeh , dan pala. Pelanggan dari berbagai negara, ada di Singapore, India, benua Eropa dan Amerika.
Pasokan kopi datang dari pedagang asal Pagar Alam dan Curup yang mengantar dengan truk ke Kampung Nias.
Pada bulan Desember 1973, anak kedua Tjiptadinata dan Roselina lahir diberi nama Irwan. Pada tahun 1976, lahirlah putri Roselina dan Tjiptadinata yang diberi nama Irvianty.Â
Setelah sukses menjadi eksportir, impian Tjiptadinata dan Roselina untuk mengunjungi 5 benua di dunia akhirnya terpenuhi.Â
Setelah putra-putrinya berkeluarga, Tjiptadinata dan Roselina memutuskan untuk mengundurkan diri dari dunia perdagangan.
Keduanya sejak tahun 2006 menikmati hidup bersama anak cucu di Mount Saint Thomas dan di Perth, Australia. Setiap setahun sekali pulang ke Indonesia untuk berjumpa anak dan cucu yang lain.