Mohon tunggu...
Cerpen

Selembut Nidaa Ankhofiyya

23 November 2016   11:33 Diperbarui: 23 November 2016   11:38 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hatiku hanya berfikir, apa sih maunya anak ini?dan apa yang menjadi penyebab hingga dia menjadi anak hiperaktif dan liar seperti ini?sampai –sampai pernah berani melepas jilbabnya di dalam kelas dengan alasan gerah, padahal teman-teman nya yang lain memakai jilbab, namun dia pakai lagi jilbabnya ketika mungkin “gerahnya” sudah hilang.

Hmmm… Aku sejenak berfikir, dan mungkin ini waktunya aku memberi pelajaran atau”hukuman” seperti yang telah aku janjikan kepada Rani. Aku melirik ke arah Rani yang sejak tadi memperhatikan ku dengan sabar menunggu reaksi dan menebak nebak kira-kira apa yang akan aku berikan sebagai hukuman kepada Nida.

Aku hanya mendelik dan berkedip kea rah Rani yang mengernyitkan kening ketika melihat reaksi ku yang hanya tersenyum-senyum saja ketika tahu bahwa Nida tidak  mengerjakan tugas lagi. Dia pasti agak kesal seperti sms –sms nya yang terdahulu dalam hatinya dia pasti berkata, aku benci karena Ibu terlalu baik,yang nakal aja dimanja,aku kasihan sama Ibu kayak nggak dihargai terus…seperti sms nya yang lalu,…hehe ..Rani- rani ko terlalu baik malah jadi dibenci?.

“Nida, kamu tahu apa resikonya kalau seorang siswa tidak mengerjakan tugas beberapa kali? Dan kamu ingat nggak apa yang dilakukan Pak Herman ketika kamu dan teman-teman mu tidak mengerjakan tugas?”

“ya, Bu,”

“Apa hukumannya waktu itu?”

“Aku disuruh lari, Bu! Sebel banget,terus dijewer, ,tapi aku sudah kebal ko Bu, aku malah senang, kali aja ada yang melaporkannya sama bokap dan nyokap teri aku, eh tiri…eh mh…..”

“Aku mengernyitkan kening ketika Nida menutup mulutnya dengan telapak tangannya sendiri, rupanya dia keceplosan dan aku semakin heran ketika Nida tiba-tiba menunduk dan semakin menunduk dan tiba-tiba saja dari ujung bulu matanya yang lentik terpejam keluar  butiran air  yang selama ini tak pernah terduga,buru-buru ia menyeka air matanya .”oh tidak Bu, katakana apa hukuman untukku?”

“ Baiklah Nida sebagai hukuman  nya ibu akan memberikan tugas khusus untuk mu, coba kamu buka mushaf alqur`an surat maryam dan bacalah ayat satu sampai lima”

“loh, ko Ibu memberikan tugas seperti itu, ini kan bukan elajaran PAI Bu?”

Dan bukan hanya Nida yang terbelalak tapi semua murid kelas A ikut terbelalak dan bengong mendengar tugas yang aku berikan kepada Nida, tak terkecuali Rani,ikut bengong juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun