Mohon tunggu...
Cerpen

Selembut Nidaa Ankhofiyya

23 November 2016   11:33 Diperbarui: 23 November 2016   11:38 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Waalaikum salam”

Rani memmang sekretaris kelas yang baik, terutama kepadaku, ih ge er rasanya ,tapi memang perasaan ku berkata seperti itu. Duh serasa  hari ini aku benar-benar menjadi ratu…ya, ratu di kerajaan yang disebut kerajaan pencari ilmu alias dunia pendidikan,.. coba saja hari ini, baru saja turun dari angkutan umum yang biasa setia mengantarku dan guru-guru yang lain yang biasa merasa nyaman naik angkutan umum ,walaupun punya kendaraan sendiri,tapi mereka lebih nyaman dan simple naik angkutan umum seperti itu.

Baru turun saja aku sudah disambut puluhan tangan yang sengaja menggapai dan berebut menyalami saling bergantian mengucap salam,adapun yang jaraknya agak jauh, mereka hanya menyahut dan menguap salam dari kejauhan saja, “ Bu, Assalamualaikum…” duh indahnya Subhaanalloh…! Maha suci engkau yaa Allah,damainya dunia kurasakan di sini, dan ketika pagi itu sang sekretaris menyerahkan tugasnya beserta tugas rekan-rekan sekelasnya ku suruh dia menyimpan nya di  meja ku, upsssss!!!! Salah!!! Aku punya meja?di sisni? Di SMP semegah ini? Mimpi kali yeee!!! Sekali lagi kukatakan ini meja sementaraku, dan Rani juga adalah seorang dari sekian banyak murid sementaraku ,juga kerajaan kelas ini beserta seluruh suka duka dan kesejahteraan nya adalah kerajaan sementaraku yang mungkin harus kujadikan sebuah mimpi yang harus kugapai dengan segera terbangun dan mengejar mimpi yang telah kusinggahi ini.

“Sudah datang Bu?  Pagi benar?, duuh yang lagi PPL, sampai-sampai kita- kita sendirikeduluan terus niih”! sahut Bu Ratih yang merupakan guru senior yang sudah PNS. Aku hanya tersenyum mendengarnya.” Ya, Bu mumpung masih pagi ah, biar masih seger”, sahutku.

Duh hampir lupa,aku harus memeriksa pekerjaan murid-muridku mumpung masih ada waktu sebelum bel masuk kelas berbunyi, oh Nida… Nida, tadi Rani bilang hanya Nida yang tidak mengerjakan tugas minggu ini, sama seperti minggu kemarin pun hanya dia yang tidak mengerjakan tugas,walaupun hanya sekedar tugas-tugas yang mudah seperti membuat resensi sebuah buku,tetap saja dia mempunyai segudang alasan untuk tidak mengerjakan tugas-tugas yang aku suruh.ternyata bukan hanya tugas dariku saja yang tidak dikerjakannya, tugas dari guru yang lain pun kadang-kadang dia ogah-ogahan mengerjakannya,ada saja alasannya, entah itu lupa lah, ketinggalan lah, dan lain alasan yang sebetulnya mungkin hanya akal-akal nya saja.

Seperti pagi-pagi yang lain,sebelum belajar ,kusuruh anak-anak membaca doa minta ilmu yang bermanfaat,dan anak-anak pun sudah faham dan terbiasa dengan kebasaan barunya berdoa minta ilmu yang bermanfaat dengan  suara pelan.” Bu kenapa sih ko setiap pelajaran Ibu kita-kita mesti berdoa seperti itu dulu?ini kan bukan pelajaran PAI Bu? Kayaknya menyita waktu deh Bu?” duh kali ini Nida benar-benar keterlaluan,memang kebiasaan nya nyeletuk seperti ini , bahkan pernah ada guru perempuan yang sampai nangis di hadapan kepala sekolah karena ulahnya,, Nida..Nida, uh andaikan dia adikku, sudah kujitak dia, tapi sabar,…sabar… mungkin inilah tantangan menjadi seorang guru, harus berani menghadapi resiko dan tantangan yang akan selalu muncul dan harus selalu siap dihadapi.

Dan kali ini kulembutkan senyum selembut-lembutnya, kupandang dia dengan lembut dan ketulusan jiwa seperti pada anakku sendiri…” Nida, apakah Nida hanya berdoa di dalam mesjid saja?dan apakah Nida berdoa ketika setelah sembahyang saja? Dan apakah tidak boleh kita mengingat Allah dan meminta padanya setiap saat? Dan Ibu punya prinsip sendiri dalam mengajar,dan hal ini tentu saja tidak menggangu pelajaran kita Nida,karena berdoa tidak akan menyita banyak waktu apalagi doa ini pendek ya, walaupun di awal masuk kita sudah berdoa dan pelajaran Ibu bukan jam pertama, tapi ibu sering menyuruh berdoa kenapa?

Karena ibu ingin ilmu yang ibu ajarkan kepada kalian benar-benar menjadi ilmu yang bermanfaat baik untuk kalian dan untuk ibu juga, mengerti Nida?” ujarku panjang lebar. “Mengerti Bu”. Terus kenapa Nida tidak mengerjakan tugas yang Ibu berikan minggu kemarin?”. “Aduh maaf Bu, bukunya ketinggalan di rumah, besok boleh nggak dikumpulkannya Bu?”, “ Ya sudah asal kamu janji ya besok harus dikumpulkan, kebetulan besok Ibu ada jadwal mengajar di kelas C”.

Duh cape banget rasanya hari ini, pulang sekolah aku langsung mengambil air wudhu untuk sholat dhuhur, setelah selesai berdzikir dan tadarrus beberapa ayat, aku rebahan di sofa kesayangan ku sambil membaca novel  karya terbaru dari Habiburrahman, tiba-tiba handphone ku berbunyi,dan ternyata ada pesan singkat dari sebuah nomor yang belum aku kenal,”Assalamualikum ,Ibu, maaf Rani berani sms ke Ibu,Bu maafkan atas semua kesalahan dan kelakuan teman-teman Rani selama Ibu mengajar ya,terutama Nida, dia memang begitu sama guru-guru yang lain juga Bu,,tapi Ibu jangan kapok ya Bu, terimakasih Bu, Wassalam”.

Aku hanya tersenyum membaca sms dari Rani, memang dia sangat perhatian sejak pertama kali aku masuk kelas A tempat ku melaksanakan tugas mengajar dari kampus dalam rangka PPL. Kubalas sms Rani dengan tulus,”Rani, terimakasih perhatiannya sama Ibu, tapi Rani jangan hawatir, itu sudah menjadi tugas Ibu mendidik anak-anak dan memperbaiki akhlak anak-anak, terutama anak seperti Nida, lihat saja nanti ya!”

“Ibu memang terlalu baik sih, anak seperti Nida harusnya diberi hukuman seperti guru-guru yang lain Bu!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun