8. Generation IV nuclear reactors: Current status and future prospects
Giorgio Locatelli, Mauro Mancini, Nicola Todeschini (2013)
Pembangkit listrik tenaga nuklir generasi IV (PLTN GEN IV) seharusnya menjadi base load energi listrik oleh banyak negara dalam jangka menengah-panjang (2030-2050). Saat ini ada banyak desain PLTN, tetapi karena alasan politik, strategis dan ekonomi hanya sedikit yang akan dikerahkan. Literatur internasional mengusulkan banyak makalah dan laporan yang berhubungan dengan PLTN GEN IV, tetapi ada perbedaan nyata dalam jenis dan struktur informasi dan gambaran umum yang tidak bias hilang.
Penelitian ini mengisi kesenjangan, menyajikan teknologi mutakhir untuk GEN IV PLTN (VHTR, SFR, SCWR, GFR, LFR dan MSR) memberikan tinjauan literatur yang komprehensif dari desain yang berbeda, membahas tantangan R&D utama dan membandingkan mereka dengan teknologi canggih lainnya yang tersedia untuk pasar energi jangka menengah dan panjang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan penerapan teknologi GEN IV lebih luas dari PLTN saat ini. Keekonomian beberapa PLTN GEN IV mirip dengan PLTN aktual tetapi “biaya karbon” untuk pembangkit listrik berbahan bakar fosil akan meningkatkan evaluasi relatif. Namun, PLTN GEN IV masih membutuhkan upaya R&D yang substansial, mencegah adopsi komersial jangka pendek.
Teori: Evolusi pembangkit listrik tenaga nuklir secara konvensional dibagi menjadi empat generasi (GIF, 2002). Hambatan utama untuk adopsi PLTN GEN IV adalah biaya modal,
jauh lebih tinggi daripada pembangkit listrik fosil. Namun, karbon, pajak (atau penyerapan karbon) akan meningkatkan biaya operasional pembangkit listrik fosil tradisional (IEA, 2010)
Subjek Penelitian: International Atomic Energy Agency (IAEA), International Energy Agency (IEA), Korea Atomic Energi Research Institute (KAERI)
9. The Fukushima Nuclear Accident and Its Effect on Global Energy Security
Masatsugu Hayashi, Larry Hughes (2012)
Kecelakaan nuklir Maret 2011 di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi mempengaruhi keamanan energi jangka pendek dan jangka panjang di Jepang. Hal tersebut mengakibatkan krisis, karena keputusan untuk menutup semua reaktor nuklir yang mengakibatkan meningkatnya permintaan negara akan bahan bakar fosil, terutama bahan bakar alami dan gas. Namun, dampak kecelakaan pada keamanan energi tidak terbatas pada Jepang.
Misalnya ketersediaan dan keterjangkauan gas alam cair di seluruh dunia dipengaruhi oleh peningkatan permintaan Jepang, sedangkan kecelakaan itu sendiri mengakibatkan hilangnya penerimaan publik terhadap tenaga nuklir dan menyebabkan negara-negara seperti Jerman dan Italia, untuk segera menutup beberapa reaktor nuklir atau membatalkan rencana untuk membangun yang baru.