Setelah penghentian sementara setelah bencana nuklir Fukushima pada Maret 2011, Cina melanjutkan ekspansi program energi nuklirnya yang cepat, namun hati-hati. Energi nuklir dianggap sebagai bagian dari strategi umum untuk menghadapi tantangan ketahanan energi dan perubahan iklim serta untuk maju dengan teknologi 'state of the art' dalam pengembangannya.Â
Penelitian ini  membahas perkembangan terkini dan kekuatan pendorong di belakang industri nuklir di Cina dan beberapa tantangan yang dihadapinya: bagaimana mengadopsi, mengadaptasi, menstandarisasi dan memasyarakatkan teknologi siapa, dan bagaimana mengatasi kekurangan insinyur nuklir yang berkualitas, ilmuwan, ahli tenaga kerja dan regulator yang berkualitas. Lebih penting lagi, pengembangan nuklir yang aman dan terjamin membutuhkan kebijakan yang konsisten dan peraturan yang efektif.
Teori: Kecelakaan nuklir di Fukushima terjadi pada saat ekspansi energi nuklir menyebar dengan cepat dan luas di seluruh dunia, terutama di negara berkembang. Â China yang memimpin ekspansi ini dengan menjadi tuan rumah 40 persen dari reaktor nuklir yang sedang dibangun di dunia (26 dari 65 di desember 2011)(IAEA, 2012)
Subjek Penelitian: International Atomic Energy Agency (IAEA), China National Nuclear Corporation (CNNC), International Energy Agency (IEA)
6. The impact of the Fukushima nuclear accident on European energy policy
Bettina B.F. Wittneben
Bencana yang melanda pembangkit nuklir Fukushima Daiichi di Jepang telah menyalakan kembali perdebatan internasional tantang masa depan energi nuklir. Menariknya, insiden tersebut telah digunakan untuk membenarkan pembangkit listrik tenaga nuklir dan mempertimbangkan kembali keputusan masa lalu yang dibuat di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir yang sudah direncanakan dengan baik. Inggris dan Jerman menonjol sebagai contoh meluasnya respons kebijakan terhadap kecelakaan nuklir Fukushima Daiichi.Â
Di Inggris, pembuat kebijakan tetap teguh pada keputusan mereka untuk meningkatkan pembangkit listrik tenaga nuklir dalam waktu dekat, sedangkan di Jerman, pemerintah federal memutuskan untuk setidaknya menutup sementara reaktor nuklir generasi lama dan memeriksa kembali keselamatan semua negara. fasilitas tenaga nuklir. Selanjutnya, reaksi pemilih regional, yang dipicu oleh kebencian terhadap komitmen pemerintah Merkel sebelumnya terhadap tenaga nuklir, memberikan pukulan serius bagi partai-partai koalisi yang berkuasa.
Teori: Jerman telah memantapkan dirinya sebagai pemimpin dalam energi terbarukan teknologi dan generasi (Wassener, 2010). Komitmen yang kuat terhadap nuklir meskipun terjadi krisis Jepang merupakan sinyal bagi pasar sebagai perjuangan untuk membatalkan kebijakan energi nuklir masa lalu. Keputusan tersebut berdampak pada harga energi, karbon, dan uranium (McDonald, 2011). Warisan eksperimen Inggris dengan senjata nuklir adalah masih terlihat dalam jumlah besar nuklir yang tersisa limbah dari operasi militer (Pagnamenta, 2010)
Subjek Penelitian: Studi Literatur, Agence France Presse
7. Nuclear energy policy in Belgium after Fukushima