Yasmin menundukan kepala. Hatinya berkecamuk menjawab desakan orang tuanya. Sebenarnya, Yasmin merasa bangga, karena kedua orang tuanya setuju dengan Firdaus. Tetapi, justru Yasminlah yang masih ragu untuk ke arah lebih serius. Yasmin takut kejadian Danur menimpa dirinya kembali.
"Saya takut ayah, ibu. Takut peristiwa Danur menimpa keluarga kita kembali. Saya takut ayah dan ibu malu yang kedua kalinya" kata Yasmin.
"Nak, kuatkan  niatmu dengan Bismillah. Jika, kata hatimu cocok dengan Dia. Apa salahnya kamu ikhlas menerima. Selanjutnya, pasrahkan saja kepada Allah. Yang penting kamu tulus mencintainya nak" kata ayah.
"Iya Yasmin. Ayah dan ibu sudah tidak memikirkan hal negatif apa yang akan terjadi. Semua kita pasrahkan kepada Allah. Sekarang, semuanya terserah kamu. Kami hanya manut saja. Jika kamu bahagia, insya Allah ayah dan ibu bahagia nak"Â kata ibunya meyakinkan.
"Terima kasih ayah, ibu. Love you" jawab Yasmin sambal mencium tangan dan pipi kedua orang tuanya.
"Love you too sayang" jawab ayah. Yasmin tersenyum  mendengar jawaban orang tuanya. Semuanya tergantung di tangannya.
Sore hari ini, Yasmin dan Firdaus berjanji lagi untuk berjumpa kembali di pantai seperti kemarin. Yasmin pun dengan percaya diri menelepon Firdaus.
"Abang, sore hari ini aku ingin kita ketemuan di pantai kemarin. Aku ingin mengatakan hal penting. Janji yang ingin aku tunaikan" kata Yasmin.
"Apakah kamu serius Yasmin?" jawab Firdaus.
"Ya, saya serius bang. Demi kelanjutan hubungan kita" kata Yasmin kembali.
Setengah jam menjelang hilal, Yasmi sudah datang duluan di pantai yang dijanjikan. Hari ini, ia akan menunaikan janjinya 3 bulan lalu. Yasmin ingin menjawab cinta Firdaus.