"Sama sekali tidak bang. Saya hanya memohon padamu bang, beri aku waktu. Dan, aku akan menepati janji, apa yang pernah aku katakan padamu"
"Dan, sebentar lagi Hilal akan datang Yasmin"
"Tapi bang .."
"Ups, Apakah kamu akan bilang bahwa hilal tidak tampak karena cuaca dalam kondisi mendung" Firdaus menutupi bibir Yasmin dengan telunjuk.
Ya, Yasmin masih ragu. Takut kejadian lama terulang kembali. Danur meninggalkan Yasmin dan keluarga, ketika hendak ijab kabul. Danur lebih tertarik dengan wanita lain. Entah apa yang sedang merasukinya.
Yasmin dan keluarga benar-benar malu. Predikat "pengantin kabur" tak bisa Yasmin lupakan. Dan, trauma itu takut menimpa dirinya kembali.
Yasmin masih teringat janji Danur. Bahwa Yasmin adalah  wanita satu-satunya yang ada di hatinya. Danur tak akan ke lain hati, Karena, cintanya akan dibawa mati. Danur begitu sayang dan berjanji akan membahagiakan Yasmin. Sayang sama keluarga Yasmin dan memberinya anak-anak yang lucu.
Bayangan indah itu terus terbayang menjelang ijab Kabul. Namun, di Hari H, sungguh di luar dugaan. Danur yang sungguh sayang  dan berjanji setia. Justru, orang yang pertama kali membuat keluarga malu.
"Percayalah Yasmin, aku akan menjadi imammu yang baik. Aku berusaha membahagiakanmu. Aku tak memaksamu menjawab saat ini. Mungkin, kamu masih ragu bahwa aku akan lari seperti calon suamimu dulu. Jika hilal belum berjodoh, semoga hilal tahun depan membuatmu menerima cintaku" kata Firdaus dengan serius.
Hilal yang ditunggu tak jua nampak. Karena, hujan lebat turun dengan derasnya. Janji yang diungkapkan oleh Yasmin tak bisa berlaku. Karena, Firdaus dan Yasmin harus bersama-sama melihat hilal sebagai tanda cinta mereka.
"Maafkan abang jika membuat hatimu kalut. Aku akan mengantarmu ke rumah. Takut, nanti keluarga sangat mengkhawatirrkan kamu" ajak Firdaus.